#34 : Rayan dan Bayu

1.3K 104 1
                                    

Jangan lupa follow gadiskuningan , vote, komen dan share ya 💐


◃───────────▹


Bibirnya menyunggingkan senyum kala mobil putih yang sejak tadi mengikutinya tidak lagi di belakangnya. Tangannya memutar setir ke arah kanan, menambahkan kecepatannya dan membelah jalanan yang lenggang. Di sekelilingnya di penuhi pepohonan tinggi yang lebat.

Setelah menembus jalan tersebut, Rayan berhenti di sebuah rumah besar. Tampaknya bangunan itu terlalu besar untuk disebut sebuah rumah, mungkin lebih tepatnya adalah mansion. Tempat Bayu dibesarkan dan tempat yang paling Bayu benci.

Setelah memastikan semua aman, Rayan menancap gas untuk memasuki pelataran halaman yang luas tersebut. Entah berapa kilo meter jarak dari pagar ke mansion ini, mungkin bisa di perkirakan 5 kilo meter. Ia sudah waspada jika mendapat serangan mendadak tapi sepertinya anak Bayu dan Bima sudah membereskan semuanya.

Rayan turun dari mobil dengan hati hati. Kepalanya menggunakan topi yang senada dengan pakaiannya. Ugh, Rayan jadi merasa seperti bintang film action karena penampilannya ini sudah sangat cocok.

Tanpa lama lagi, ia segera bergegas masuk ke dalam rumah yang tampak sunyi. Tidak ada orang yang berlalu lalang disini, oh tentu saja karena medan perangnya bukanlah disini. Jika waktunya luang mungkin Rayan akan mengagumi isi mansion ini yang sangat mengkilap. Tapi ia kesini niatnya untuk membantu Bayu bukan bertamu.

Setelah mencari jalan, akhirnya Rayan menemukan ruangan yang dimaksud Bayu. Ia menekan beberapa digit angka di samping pintu dan terbuka. Ia masuk perlahan, memastikan bahwa Bayu benar-benar sudah di ruang bawah tanah tersebut.

Walaupun Rayan tidak takut, tapi ia belum siap menghadapi kematian dengan mati konyol dikeroyok bodyguard. Begitu sampai di anak tangga terakhir, Rayan memegang erat senjata yang ia bawa. Jangan tanya Rayan dapat darimana, ini milik Bayu.

Dua orang berpakaian hitam membalikkan badannya pada Rayan. "Siapa anda?"

"Lo siapa?"

Dua penjaga itu bertatapan, seolah paham mereka kembali mengintimidasi Rayan. "Gue temennya Bayu, dia di dalem 'kan?"

Begitu mendengar penjelasan, dua orang disana mengangguk dan mempersilahkan. "Panggil kami Tuan jika di dalam terjadi sesuatu, kami diperintahkan menjaga disini."

Rayan mengangguk. Kehidupan Bayu memang sesuram ini, ia jadi merinding sendiri. Masih untung ternyata memiliki dua ayah dan dua ibu walaupun terpecah belah setidaknya Rayan masih tenang menjalani hidup.

"Dad, are you crazy?!!"

Itu suara Bayu. Rayan segera berlari dan sampailah di sebuah ruangan yang sekelilingnya di penuhi buku namun di tengah ruangan tersebut terlihat seorang wanita yang sepertinya sudah setengah sadar. Penampilannya acak-acakkan dan rambutnya tergerai hampir menutupi seluruh wajah. Badannya... Terikat di kursi tersebut.

"Wow. Kamu mengundang temanmu, Ditya?"

Bayu menoleh ke arah Rayan. Seolah sadar, Rayan berjalan santai menghampiri Bayu.

Arbayu Praditya Ve Ardheska, nama lengkapnya. Tapi semasa sekolahnya Bayu dikenal hanya dengan nama depannya, yaitu Arbayu.

"None of your business."

"Well. Mau mendatangkan berapa orangpun keputusan saya tetap sama, Praditya. Tanda tangani surat itu, maka ibumu akan bebas."

"Gak akan." Bayu tetap kukuh dengan jawabannya.

Bucin Berandal Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon