#05 : Gengsi

6K 370 6
                                    


◃───────────▹


Ruang Osis yang terbilang cukup luas itu terasa sunyi. Hanya suara detik jarum jam dengan suara Ketua Osis yang saling bersahutan. Berhubung rapat kali ini hanya dikhususkan untuk intinya saja, jadi mereka hanya rapat di ruang Osis.

Valdi —sang Ketua Osis masih menjelaskan program kerja apa yang harus dilaksanakan untuk bulan depan pada bawahannya, yaitu Koordinator Seksi Bidang.

Lima belas menit kemudian, setelah perdebatan dan ide-ide saran dikemukakan akhirnya hasil rapat di sepakati bersama. Rapat pun ditutup tepat pada jam istirahat.

Setelah diperbolehkan keluar, mereka segera bubar, tersisa Kayla, Shita, Selma —Sekretaris Umum, Valdi serta Farhat. Lima remaja ini memang yang paling santai dan tidak terlalu mementingan jam istirahat, kecuali Shita yang terkadang paling ribut diantara mereka.

"Kalian gak istirahat?" tanya Valdi ramah.

"Gak, males," jawab Kayla.

"Kita lagi nemenin kalian, takutnya kalo berduaan yang ketiga setan," timpal Shita tak berpaling dari ponselnya.

"Kalo kalian pergi, setannya Farhat dong?" celetuk Selma yang sedang membereskan laporan bulanan.

"Iya. Soalnya kalo lo berdua ditinggal pergi 'kan berabe," kata Shita lagi.

Farhat tak menggubris, tapi pandangannya masih lekat menatap Kayla yang asik memainkan ponsel.

"Apaan sih." Pipi Selma bersemu saat Shita tersenyum menggodanya. Shita tahu jika Selma sebenarnya sudah lama menyimpan perasaan pada Valdi, hanya saja cowok itu jauh dari kata peka.

"Farhat? Biasa aja kali tatapannya, Kayla udah ada pawang kalo lo lupa," ujar Valdi terkekeh pelan, sedari tadi dia memperhatikan gerak-gerik Farhat.

Farhat melirik Valdi sekilas. "Yang penting belum nikah."

Shita yang mendengar itu refleks melempar spidol yang dipegangnya pada Farhat. "Dimana-mana yang namanya merusak hubungan orang itu dosa!"

"Iya dasar Farhat. Lo tau 'kan pacar dia segalak apa, bisa-bisanya masih berani suka," seru Selma.

"Tapi mendingan Farhat daripada Rayan." Perkataan Valdi membuat Selma dan Shita memberinya tatapan mematikan. Berbeda dengan Farhat yang tersenyum puas.

"Gak ya. Gue gak setuju. Mereka itu udah cocok, kayak apa ya? Pokoknya couple favorit gue, kalo sampe mereka bubar gue ikut galau," oceh Shita.

"Bener banget. Mereka itu cocok," tambah Selma.

"Anak berandalan gitu lo kata cocok sama Kayla yang anak baik-baik? Menurut gue sih nggak," serobot Farhat.

"Ya tapi perasaan 'kan gak ada yang tau." Valdi menggeleng pelan. "Siapa tau 'kan Rayan sama Kayla emang beneran jodoh."

"Bisa juga dia jodoh gue."

"Berisik banget bangke." Kayla yang dari tadi diam mulai terganggu. Ia berdiri dan meninggalkan ruangan begitu saja dengan wajah yang semakin tertekuk kesal.

"Elo sih!" sinis Shita pada Farhat. Shita ikut berdiri, mengejar temannya yang sudah keluar ruangan dan terlihat jauh. Jika sudah kesal, Kayla selalu berjalan cepat.

"Kayla!" Yang di panggil tak kunjung menoleh. Sebagai teman baik, Shita tetap mengikuti dari belakang sampai dipertigaan, ia berpapasan dengan Kalin yang sepertinya baru selesai olahraga.

Bucin Berandal Where stories live. Discover now