#31 : Ghosting

2K 124 1
                                    

Halo semuanya! Sebelumnya aku minta maaf, sesuai title chapter ini aku udah ninggalin lapak ini selama 2 bulan lamanya ya..

Akuau sedikit cerita. Jadi guys... Mulai dari bulan September aku emang udah mulai banyak kegiatan, tugas yang harus aku kerjain jadinya agak susah atur waktu. Ditambah kemarin Oktober-November banyak proker, latihan dan lomba yang aku ikutin. Sempet drop juga karena kecapean.

Udah aku usahain atur waktu biar tiap weekand up, atau seenggaknya nulis tapi ternyata susah banget soalnya tiap weekand ada aja acara dadakan... Tiap ada waktu luang yang ga banyak, aku udah niat mau up soalnya ini certa udah lama ga kelar-kelar.

Aku kira mau ngetik-ngerangkai kata juga gampang kaya sebelumnya tapi ternyata agak susah. Aku harus baca part dari awal biar alurnya tetep nyambung. Semoga kalian juga masih inget alurnya.. 😣😣

Oke gitu aja hehe, happy reading!!

◃───────────▹


Hari ini, semua Pengurus Osis dan MPK bergerak sibuk. Terlebih lagi keamanan yang menjaga setiap sudut sekolah yang biasa dijadikan jalan kabur.

Di lapangan tempat upacara itu berkumpulah seluruh siswa-siswi SMA Bakhtisari di bawah terik matahari yang panas. Di depan mereka Kayla berdiri mengenakan almet ciri khas osis di lengkapi topi di kepalanya, berharap bisa menghalau sinar matahari agar ia bisa melaksanakan tugas menjadi MC dengan baik.

Selain Kayla, ada juga Kara. Oh tentu saja. Cewek ini memang paling bisa diandalkan dalam public speaking.

Selain Kayla dan Kara, ada juga tiga pasangan yang merupakan kandidat ketua osis beserta wakilnya.

"... Jika tidak ada warung, janganlah di cari. Tapi ketika ada warung janganlah engkau darmaji! Sekian dari saya, jangan lupa dukungannya, terimakasih!"

Sorakan yang ramai terdengar di setiap barisan disertai suara tawa. Khususnya di barisan yang merupakan geng Rayan. Siswa-siswa itu terbahak mendengar Radit —orang yang selesai bicara tadi— menyerukan kata-kata demonya.

"Kenapa pada ketawa, heh?" bisik Kara pada Kayla.

Kayla yang sedang mendelik pada barisan Rayan itu menoleh. "Lo gak tau?"

Kara menggeleng. "Darmaji itu, dahar lima ngaku hiji. Alias makan lima ngaku satu," jawab Kayla kemudian.

Tanpa bertanya dari siapapun Kayla tahu itu pasti ajaran teman-teman Rayan. Kalimat yang terdengar seperti slogan basa sunda itu sering di lontarkan ketika Rayan dan teman-temannya berkumpul di warung. Walaupun tak sering di dengar, tapi Kayla pernah mendengarnya sesekali.

Tak heran Radit mengetahui itu, karena Radit sendiri bagian dari sirkel besar Rayan. Dan mendengar slogan tadi di ucapkan, sudah pasti itu saran dari teman-teman Rayan. Jika sudah begini, lalu bagaimana bisa Radit terpilih? Kayla memijat pelipisnya, padahal ia harap Radit bisa menjadi ketua osis.

Masih ingat siswa yang memberi tahu Kayla saat Rayan dan Aldi bertengkar? Ya, dia Radit. Maka dari itu Kayla kenal.

Saat kemarin sidang atau rapat pleno dari sepuluh kandidat, Radit masuk pada posisi ketiga. Anak itu memang memiliki selera humor yang tinggi, tapi tidak di pungkiri dia juga bisa bijak. Buktinya Radit adalah pratama bayang (bisa di bilang calon ketua laki-laki) di eskul pramukanya, info ini di dapat dari Kalin selaku Kerani (Sekretaris) di pramuka. Selain itu, Radit juga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai visi-misinya dengan baik.

Bucin Berandal Where stories live. Discover now