#19 : Nikah Muda

3.6K 194 4
                                    

◃───────────▹

Jam tiga, Ichel tertidur berkat Kayla. Setelah merengek ingin pergi ke timezone dan makan ice cream, akhirnya Kayla dapat menidurkannya dengan membujuknya menggunakan cup cake yang sebelumnya ia beli.

Sekarang Kayla tengah berkutat di dapur yang sebelumnya belum pernah di pakai, namun ternyata perabotannya sangat lengkap. Kayla memotong bawang dan bahan lainnya untuk membuat makanan. Rayan bilang, ia belum makan lagi. Begitu juga dengan Ichel yang sejak kedatangannya hanya memakan bekalnya dari rumah.

Ketika ditanya kenapa tidak pesan makanan online saja, Rayan menjawab karena Ichel melarangnya memesan junk food. Segala apapun makanannya lebih baik di buat sendiri, kurang lebih mungkin itu yang Rayan pahami dari ucapan adiknya.

Sedangkan Rayan bertugas menjaga Ichel dengan berdiam di kamar. Namun lama kelamaan ia bosan sendiri. Rayan menaruh bantal guling di samping kanan dan kiri Ichel, mencegah agar Ichel tidak terjatuh.

Setelah dirasa aman, cowok itu menurunkan kakinya, memakai sendal rumahan lalu keluar kamar tanpa menutup pintu. Berjalan ke dapur dengan bersenandung sampai matanya melihat pemandangan Kayla yang masih mengenakan seragam sekolah, namun sudah tak serapih biasanya. Rambut yang panjangnya tak seberapa itu sekarang di ikat menjadi satu.

"Gini kali ya bayangannya kalo nikah muda? Jadi pengen," gumam Rayan geli sendiri dengan pikirannya yang terlintas.

"Total belanjaannya berapa Kay?"

Kayla yang sedang fokus tersentak saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya dari samping. Jaraknya dengan Rayan sangat dekat hingga membuat Kayla dapat mencium aroma Rayan.

"Wangi banget. Tumben pakek parfum," ujar Kayla melirik rahang tegas pacarnya.

"Kan mau ke rumah bunda jadi harus wangi." Rayan menunduk lalu mencuri satu ciuman di pipi kanan Kayla. "Berapa belanjaannya?"

Kayla merenggut. "Asal cium aja," gerutunya. "Gak banyak kok."

Sebelum ke sini Kayla menyempatkan belanja ke market yang ada di sebrang gedung apartemen Rayan, membeli beberapa bahan masak, buah-buahan dan makanan ringan.

"Iya gak banyak juga tetep pakek uang. Berapa?"

"Sedikit, Ay," jawab Kayla kekeuh.

Tangan lain Rayan naik dan mencubit pipi Kayla, gemas. "Iya berapa, tinggal jawab aja."

"Kalo gue jawab nanti lo ganti uangnya."

"Iyalah."

"Gak usah di ganti ah. Udah sana jagain Michel, ntar jatuh."

"Aturannya gimana Kay?" Pertanyaan bernada datar itu terdengar di samping telinga Kayla. Rayan yang tinggi rela membungkuk dan menaruh dagunya pada bahu Kayla.

"Kalo sama gue, lo jangan ngeluarin uang sepeserpun. Lupa?" tambah Rayan seraya menegakkan tubuhnya dan memisahkan diri.

"Iya deh iya. Setengahnya aja tapi ya, kalo gak mau yaudah."

"Yaudah iya."

"Delapan puluh ribu," jawab Kayla tanpa menghentikan tangannya yang sedang memegang pisau.

Bucin Berandal Where stories live. Discover now