#09 : Merepotkan

4.3K 239 4
                                    

◃───────────▹


Suara sendawa pelan terdengar memecah keheningan di meja makan tersebut. Mama Ais yang mendengar itu langsung menatap putrinya. "Kay, udah berapa kali Mama bilang jangan sendawa sembarangan," tegurnya.

Kayla memberikan cengiran kudanya. "Maaf Ma, gak bisa di tahan," ucapnya.

Mama Ais menggelengkan kepalanya, heran dengan tingkah laku putrinya yang tidak tahu malu di hadapan pacarnya sendiri. Padahal dulu saat dirinya muda, jika sedang bersama pacar itu amat menjaga keanggunannya sebagai perempuan. Sedangkan putrinya? Bersikap manja pun sepertinya sudah tidak ragu.

Saat ini mereka bertiga sedang melangsungkan makan siang, ya anggap saja begitu. Walaupun jam sudah menunjukan pukul empat sore, karena tidak ada yang namanya makan sore, jadi sebut saja makan siang.

Usai membeli kue pesanan mama nya, tenaga Kayla dan Rayan terkuras akibat menunggu jalanan macet di bawah terik matahari. Jadi tidak mungkin Kayla menolak ajakan Mama nya untuk makan di jam sore seperti ini.

Mama nya sempat terkejut mendengar ia dan Rayan membeli kue yang dinginkannya di perbatasan kota, mengingat jaraknya yang cukup jauh. Kayla tahu, mama nya tidak memaksa Rayan untuk membelikan kue tersebut. Tapi Rayan yang pada dasarnya memiliki pola pikir yang sulit di mengerti itu memilih pergi ke tempat jauh demi membeli kue rasa lemon itu.

Parahnya, Kayla tahu mengapa Rayan kekeuh ingin kesana. Sudah pasti alasan itu untuk menghindari hukumannya di jam pulang sekolah tadi.

Mama Ais mengalihkan pandangannya pada Rayan yang sedang menyantap potongan apel yang tersaji. Ia tahu, jika sedang makan Rayan lebih banyak diam. Sepertinya itu kebiasaan di keluarganya. "Ray?"

Rayan mendongak. "Iya kenapa, Ma?" Sebelum menatap ibu dari pacarnya itu, Rayan menyempatkan melirik Kayla dulu.

"Kayla suka ngerepotin ya?"

"Iya Ma." Tanpa ragu dan tanpa beban Rayan menjawabnya.

Kayla yang awalnya tidak tertarik menyimak obrolan itu melongo mendengar jawaban Rayan. "Maksud lo? Jadi selama ini bantuin, nemenin, nolongin gue itu nggak ikhlas, iya? Tega lo-"

"Kayla diem. Mama lagi ngobrol sama Rayan, kamu gak di ajak," sela Mama Ais galak. Kayla mencebikan bibirnya, tak mau lagi menatap Rayan.

Asal Rayan tau diakui merepotkan itu berpotensi menyakiti hati, karena secara tidak langsung Rayan menyetujui jika Kayla ini beban. Ya walaupun terkadang iya. Tapi maksudnya apa? Kayla akan meminta penjelasan nanti saat mamanya tidak ada, tunggu saja.

"Kayla masih suka ngebantah pastinya." Mama Ais membiarkan anaknya yang memainkan nasi menggunakan sendok makannya, tanda jika Kayla sedang kesal.

Kali ini Rayan menggeleng.

Mama Ais menghela nafas. "Mama minta maaf ya, kalo Kayla sering ngerepotin kamu. Kamu tau 'kan Kayla anak satu-satunya makanya sering dimanjain sama Papa nya, dan mungkin kebiasaan itu harus nempel ke kamu juga," tutur Mama Ais sembari terkekeh pelan.

Rayan tersenyum, membalas tatapan tidak enak dari ibu Kayla. "Ya ampun Ma, Kayla manja itu yang Rayan suka. Dia ngerepotin, ngerepotin banget. Bisa-bisanya anak Mama ini bikin Rayan seneng tiap hari sampe Rayan kerepotan ngendaliin diri biar gak senyum terus," jelas Rayan dengan kekeuhan kecil.

Bucin Berandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang