#04 : Ingkar Janji

6.3K 365 1
                                    

◃───────────▹


Pagi yang cerah menyambut hari Kamis. Dimana hari yang paling menyebalkan menurut Kayla, sebab hari ini ada mata pelajaran olahraga.

Kayla melirik jam hitam di tangan kirinya yang masih menunjukan pukul 6 pagi, tapi ia harus segera berangkat sekolah karena ada rapat Osis. Kayla beranjak setelah mengenakan sepatunya, sebelum keluar dari kamarnya Kayla teringat sesuatu. Ponsel Rayan tertinggal.

"Ya ampun, pakek ketuker segala," keluh Kayla sembari menyakui benda pipih tersebut.

Tadinya Kayla ingin menghubungi Shita, tapi ia lupa jika ponselnya sedang tidak di tangannya. Sementara Rayan tidak memiliki nomer temannya itu. Memang Shita penah beberapa kali menelepon nomer Rayan, tapi pacarnya ini terlalu malas menyimpan nomer dan terlalu rajin membersihkan log-panggilan.

Saat menuruni anak tangga, Kayla melihat ibunya yang sedang menyapu. Kayla curiga, ibunya pasti akan berpergian karena tak biasanya menyapu sepagi ini.

"Loh, kok udah siap? Rayan belum jemput," kata Mamanya —Aisha.

"Ma, minta uang tambahan dong. Aku mau naik taksi aja, soalnya harus berangkat pagi," ucapnya tanpa menghiraukan pertanyaan Mamanya. 

"Biasanya juga minta jemput Rayan 'kan?" Meski bingung Mama Ais tetap memberikan selembar uang berwarna biru.

Kayla mencebikan bibirnya. "Nggak dulu, lagi sebel."

Ibunya tertawa geli. "Gak boleh gitu sayang. Rayan udah baik loh sama kamu, antar-jemput, jagain kamu, ngasih kamu keperluan, masa kamu masih berani ngambek?"

"Biarin biar tau rasa. Yaudah aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Kayla pergi setelah menyalimi tangan ibunya.

Melihat Kayla sudah keluar, Mama Ais mengeluarkan ponselnya dan memberitahu Rayan untuk tidak menjemputnya.

Tanpa diketahuinya, itu sia-sia saja karena mau bagaimanapun ponsel dua remaja itu tertukar.


◃───────────▹


Kayla turun dari angkot dengan muka tertekuk kesal. Masih pagi tapi emosinya sudah berkali lipat di uji.

Dimulai dari Rayan yang menjanjikan sesuatu kemarin malam, tapi ternyata hanya bualan. Dilanjutkan saat menyadari ponselnya tertukar dan ketika di hubungi, ponsel miliknya tidak aktif. Kayla curiga ponselnya mati di tangan Rayan, mengingat batrainya tersisa dua puluh persen saat itu.

Dan sekarang, Kayla terpaksa menaiki angkot karena tak kunjung ada taxi yang melintas, sedangkan waktunya sudah telat.

"Pagi Neng Kayla," sapa Pak Malin, salah satu satpam SMA Bakhtisari.

"Pagi Pak," balas Kayla seraya melirik sekilas, lalu kembali memperhatikan parkiran yang masih lenggang. Ah ralat, tapi kosong. Hanya ada dua motor dan satu sepeda.

"Ini belum ada yang datang Pak?"

"Masih pagi atuh Neng."

Apakah rapatnya di batalkan atau ada perubahan jam? Karena ponselnya tidak ada, Kayla jadi susah mencari kabar. Kemarin sebelum pulang, Valdi —ketua Osis memberi tahu akan ada rapat pagi ini sebelum pembelajaran. Tapi apa sekarang? Apa rapatnya dibatalkan?

Bucin Berandal Where stories live. Discover now