#10 : Teman Lama

3.6K 201 1
                                    

◃───────────▹


Jam weker berwarna kuning motif polkadot itu berbunyi pada saat jam menunjukan tepat pukul enam. Namun, dua cewek yang menempati kamar yang di dominasi warna kuning ini masih asik dengan selimut yang membungkus keduanya.

Bungkus makanan ringan yang berserakan di atas kasur, satu laptop, ipad, dan dua ponsel yang masing-masing terhubung pada powerbank semakin terlihat berantakan. Kamar yang semula rapi layaknya kamar seorang putri kerajaan, sekarang malah terlihat seperti tempat pembuangan sampah.

Dua puluh lima menit berlalu, akhirnya suara panggilan dari ponsel Kayla berhasil mengusik tidur Karina. Ya, dua gadis ini yang sedang asik tidur.

"Duh, berisik banget. Kayla angkat telepon!" racau Karina lengkap dengan suara khas orang tidur.

Kayla yang merasa kepalanya di jambak kecil mulai terganggu. "Diem," desisnya. Bukannya Kayla tidak menyadari panggilan tersebut, hanya saja rasa kantuknya lebih besar daripada ketertarikannya untuk mengangkat telepon.

"Berisik bangke, ganggu mimpi!"

Sekian detik, nada panggilan itu tidak lagi terdengar. Namun, sekarang beralih pada ponsel Karina yang sialnya volume panggilan dari ponsel Karina lebih besar. Kali ini Karina menutup kepalanya dengan bantal lainnya.

"Anjing, siapa sih pagi-pagi!" umpat Kayla. Ia berdecak dan terpaksa bangun dari rebahannya. "Karin angkat bego!"

Pletak.

"Angkatin, kalo si Teguh bilangin cuti." Dengan kurang ajarnya Karina melempar ponselnya yang berkicau itu tepat pada kepala Kayla.

Belum sempat Kayla meluapkan caciannya, nama kontak yang memanggil ponsel Karina itu menarik perhatiannya. Ray bagong. Begitulah namanya.

Kayla segera mengangkat panggilannya.

"Lo ngasih obat ke pacar gue?! Kok dia ga angkat telepon, kaliam belom bang-"

"Ay, ini masih pagi buta. Please lo jangan ngoceh!" sela Kayla seraya menyingkirkan selimut yang membelit pinggangnya.

"Eh Mikay, pagi sayang. By the way, pagi buta dengkul lo beb. Matahari udah keliatan gitu," balas Rayan. Lega karena pacarnya baik-baik saja.

Perkataan Rayan sontak membuat Kayla menjauhkan ponsel Karina dan melihat jam di sudut kiri. 06:35.

"What?! Gue bisa telat bangke!!" Tanpa menghiraukan Rayan, Kayla melempar asal ponsel Karina yang untungnya mendarat di atas kasur dengan keadaan panggilan terhubung.

Tanpa basa-basi lagi, Kayla mengambil tasnya dan mengambil ancang-ancang untuk berlari, namun teringat jika Karina juga belum bangun.

"Rin! Setengah tujuh, cepet bangun! Sekolah!" Kayla mengguncang tubuh Karina tanpa berpikir.

"Diem aelah! Gue libur, Sabtu ini!" kesal Karina terpaksa membuka mata.

Kayla refleks menepuk dahinya dan kembali ke tujuan awalnya. Yaitu, mandi.

Karina mendengus melihat Kayla yang kelimpungan seperti di kejar setan. "Padahal mau secepet apapun nantinya juga telat," decaknya malas. Ia memutuskan untuk memejamkan mata sebelum mendapatkan sebuah ide. Setelah mengumpulkan nyawa, Karina beranjak ke walk in closet-nya dan memilah dua set pakaian santai.

Bucin Berandal Where stories live. Discover now