#40 : Berakhir Sama

1.4K 76 0
                                    

◃───────────▹

"Saya sebagai pemilik rumah sangat berterimakasih, untuk Mas Rafa dan istri, Mas Sam dan keluarga yang sudah memenuhi undangan. Rayan, Raynal dan Rena, Papa juga ucapkan terimakasih kalian sudah menyempatkan waktu untuk hadir." Om Wira yang duduk di kursi utama membuka suara. Walaupun hidangan di meja makan sudah sangat menggiurkan, tapi nampaknya ucapan pembukaan ini tidak dapat dilewatkan.

Jadi, dengan sabar Kayla menunggu. Di sampingnya Rayan sedang duduk dengan tenang, tapi genggaman tangan kirinya pada jemari Kayla mengerat. Kayla yang mengerti pun mengelusnya pelan.

"Sebenarnya saya ingin acara makan malam ini terpisah dari acara ulangtahun Michel, tapi istri saya bilang mumpung sedang berkumpul dan agar tidak lagi membuat jadwal jadi saya setujui. Dan saya yakin, acara makan malam ini bukan tanpa alasan. Maka dari itu sebaiknya kita makan lebih dulu, baru setelahnya kita bisa berbincang."

"Tentu, bukankah makanan di meja sudah sangat menggoda?" gurau Papa Sam, mencoba mencairkan suasana.

Om Wira tertawa menimpali. "Ah iya, sepertinya yang ingin segera menyantap makanan bukan hanya saya. Kalau begitu, silakan." Ayah Rafa yang memang bisa disebut dingin itu hanya tersenyum menimpali.

Selain itu, sisanya hanya tertawa kecil dan Rayan tahu meskipun mama Ais tertawa, itu terdengar sungkan. Mungkin hanya sekedar mencairkan suasana. Bahkan oranglain pun yang tidak ada di posisinya merasa canggung dan sungkan, apalagi dirinya? Pikir Rayan.

Rayan menghela nafas, melirik Kayla yang duduk di sampingnya. Kebetulan, Kayla yang sedang menatap rahang Rayan pun memberikan seulas senyuman. Kayla malam ini terlihat sangat anggun dan kalem, mungkin jika suasana hatinya seperti biasa Rayan sudah habis menggoda pacarnya.

"It's okay Ay, ada gue. Gak papa," bisik Kayla yang terdengar menenangkan.

Rayan tersenyum lalu mengangguk. Tautan tangan mereka terlepas, berganti dengan tangan yang meraih sendok dan mengisi piring kosong mereka. Ya, setidaknya mereka bisa makan dengan tenang sampai perut terisi sebelum ada obrolan selanjutnya.

Sama seperti yang lain, Kayla juga menikmati makan malamnya dengan diam. Tapi tidak dengan pikirannya yang saat ini bercabang kemana-mana. Di satu sisi ia merasa senang karena hari ulangtahun Michel adalah moment spesial dimana setelah acara itu Kayla dan Rayan kembali pacaran. Yang mana artinya mereka sudah setahun kembali bersama. Tapi di sisi lain, Kayla cemas obrolan selanjutnya akan mematik perdebatan antara ayah Rafa dan bunda Freya.

Dari cara mereka mengobrol boleh saja tidak saling berteriak, tapi ucapan yang terlontar dari keduanya seringkali terdengar sarkas serta dipadukan nada bicara yang terkesan dingin. Padahal mereka sudah lama berpisah, bahkan sudah memiliki pasangan kembali. Hal yang membuat Kayla bingung karena ayah Rafa dan bunda Freya tidak pernah terlihat damai, melihat sikap mereka Kayla jadi penasaran apa yang menyebabkan mereka berpisah dulu.

Karena menurutnya alasan mereka berpisah bukan hanya karena merasa sudah tidak cocok lagi. Jika memang sudah tidak cocok, bukankah berpisah itu seharusnya membuat hubungan keduanya sedikit lebih baik sebab sudah saling terbebas?

Bahkan saat pernikahan putra sulung mereka tujuh bulan lalu, ayah Rafa dan bunda Freya masih menunjukan sikap yang dingin satu sama lain. Sikap mereka yang seperti itulah yang menyebabkan perasaan asing dan tidak nyaman timbul pada Rayan pada saat acara berkumpul keluarga yang mana seharusnya sangat dinanti setiap anggota keluarga.

Entahlah, Kayla pening memikirkannya.

Dua puluh menit berlalu, makanan yang tadi memenuhi piring masing-masing kini sudah tandas. Hidangan terakhir sebagai penutup pun hampir selesai disantap.

Bucin Berandal Where stories live. Discover now