#36 : Pilihan

1.6K 108 2
                                    

Jangan lupa follow gadiskuningan, vote dan komen ya!

◃───────────▹


Di depan TV dua remaja itu menyantap makanannya masing-masing dengan diam. Kayla ikut terbiasa dengan Rayan yang ketika makan tidak akan memulai obrolan, kecuali jika sudah selesai.

Sudah hampir setengah jam tapi baru empat suap nasi yang masuk pada mulut Kayla, sisanya Kayla banyak bermain hp. Hal itu tidak luput dari pandangan Rayan yang menatap tak suka.

"Selesain dulu makannya, Kay," tegurnya sembari membereskan kotak styrofoam makanannya yang sudah kosong. Rayan meraih mineralnya dan kembali menyahut, "Mikay simpen dulu hp-nya."

Barulah Kayla menoleh. Ia baru menyadaru Rayan memanggilnya, "kenapa?"

Mata Rayan memberi kode. "Simpen hp-nya, makan dulu."

"Iya bentar."

Menghela nafas, Rayan mencoba sabar. "Kenapa? Makanannya gak enak? Kalo gak enak pesen yang lain jangan dipaksain," ucapnya lembut.

Kayla menggeleng. "Gue mendadak gak nafsu makan deh."

"Kenapa?" Rayan mengerutkan keningnya. Tangan kirinya meraih ponsel Kayla yang baru diletakan oleh si pemilik, kemudian mengantonginya.

"Mama ada ngehubungin lo nggak?"

Rayan menggeleng. "Gak ada. Kemarin aja waktu nyuruh gue jemput lo," jawabnya jujur.

Kayla menghembuskan nafasnya kasar. "Dari semalem gak bisa dihubungin."

"Tapi gak lagi berantem 'kan?"

"Berantem gimana orang mama semalem nyuruh gue nginep dengan baik-baik. Gak tau si kalo tadinya berantem terus gue kabur ke rumah Karin, tapi inimah mama sendiri yang ngizinin," curhat Kayla.

"Emangnya mama belum pulang?"

Kayla mengangkat bahunya. "Pagi 'kan gue langsung ke sekolah, sekarang langsung ke sini jadi belum ke rumah. Cuman masalahnya gue hubungin gak aktif terus, pesan gue yang pagi aja belum di baca."

Rayan menatap wajah pacarnya yang gusar. "Habisin dulu makan lo, nanti gue anter pulang."

Kayla mendongak, menatap Rayan yang berdiri dari tempat duduknya dan mencuci tangan. Kayla belum beranjak sama sekali, pun tidak meneruskan makannya.

"Jangan khawatir, kita 'kan belum liat ke rumah. Siapa tau mama emang ketiduran abis acara malem, tau nggak ada di butik dan banyak kerjaan? Udah, ya jangan mikir aneh-aneh." Rayan mengelus kepala Kayla dengan lembut.

"Gak mau di terusin makannya?"

Menggeleng. "Anterin ke butik."

Rayan mengangguk, menyuruh Kayla cuci tangan lebih dulu sedangkan dirinya membereskan meja makan. Setelah itu ia izin ke kamar untuk mengambil kemeja sebagai baju luarannya.

"Hp gue ada sama lo 'kan?"

"Iya ada." Rayan merogoh sakunya, menyodorkan benda pipih itu pada Kayla.

"Kok gue ngerasa mama sering keluar, ya?"

Rayan yang baru saja memencet tombol agar lift sampai di basement, menoleh pada Kayla. "Perasaan lo aja kali."

"Mungkin." Kayla kembali memeluk tangan kekar Rayan dan menyenderkan bahunya. Beruntung di lift tidak ada siapa-siapa.

"Besok jadi jemput papa?"

Kayla yang cemberut seketika merubah raut wajahnya. Ia hampir saja lupa. "Oh iya, besok papa 'kan pulang ya? Apa mungkin mama lagi bikin banyak makanan makanya gak sempet ngabarin."

Bucin Berandal Where stories live. Discover now