17

26.6K 3K 145
                                    

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Halooo mau pamer dulu nih wkwk, sekalian diabadikan, siapa tahu nanti ngga dapet lagi ya ga?

Btw, makasih, thanks alot buat temen-temen yang udah suka sama Al dan banyak bgt yg ngevote Al. Buat yang rajin banget komen. Buat yang selalu nunggu Al, eak. Thanks juga buat yang udah masukin Al di reading list kalian.

Hadiah buat kalian, aku siap up double, kalau SnK terpenuhi, seperti biasa, hehe.

⚘Selamat membaca⚘
➰➰➰

"Bang Jun?"

"Al?" gumam pemuda dengan pakaian seperti preman yang merasa dipanggil. Seketika senyumnya mengembang saat melihat bahwa yang memanggilnya memang Al. "Udah lama banget nggak liat lo, Cil! Kirain lo udah mati bonyok di tangan bonyok lo!"

Al merengut mendengarnya sedangkan Bang Jun tertawa keras.

"Tapi serius, deh. Gue bersyukur lo nggak apa-ap--" Tangan Bang Jun yang hendak menepuk pundaknya terhenti di udara, "kali ini bagian mana yang nggak boleh gue sentuh?"

Al nyengir kali ini, "Punggung, Bang. Hehe."

Bang Jun menjitak dahi bocah di depannya itu. "Haha, hehe, badan lo sakit kok malah diketawain."

"Lho, Bang Juned kenal sama Al? Maksudnya apaan badannya sakit? Lo sakit, Al?" tanya Zio khawatir. Tadi saat ia keluar dari rumah mengikuti Al, ia melihat calon kakak iparnya itu berbicara dengan Al. Saat ia mendekat, ia menangkap sedikit pembicaraan mereka.

"Dia nih, tiap ketemu gue pasti badannya bonyok terus, jadi gue kudu nanya yang mana yang nggak boleh disentuh," jelas Bang Jun pada Zio.

"Hah? Bonyok kenapa?"

"Ditampolin bonyoknya."

Al meringis sambil membuang pandangannya. Ia malu, seharusnya Bang Jun tidak perlu menjelaskan pada Zio. Kan jadi ketahuan kalau dulu Al nakal. "Sekarang udah nggak, kok. Ini gara-gara kepeleset tadi di toilet."

"Kok bisa kepeleset yang sakit punggung? Harusnyakan pantat yang sakit," balas Bang Jun tidak percaya.

"Bisa, kok," balas Al tanpa mau menjelaskan. Ia hanya merengut sambil menyedekapkan tangannya.

Bang Jun yang malah gemas mencubit pipi Al sampai Al menyentak tangannya.

"Maaf, Anda ada perlu apa dengan anak saya?"

Suara dengan nada dingin itu menghentikan gerakan Bang Jun yang masih mencoba mencubit pipi Al. Mereka bertiga sama-sama menoleh dan melihat seorang pria dengan pakaian resmi yang hampir tidak pernah terlihat di daerah seperti ini berjalan mendekat. Kemudian lelaki itu berdiri di belakang Al lalu meletakkan tangannya di pundak kecil anak itu.

AL WILL BE OKAYजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें