43

16K 1.8K 134
                                    

Pertama-tama, terima kasih buat yang udah spam 'next' sampe ratusan. Semoga part ini sepadan sama usaha kamu wkwk. Aku inget terakhir aku buat SnK vote 700 sama komen 700 langsung kelar dalam beberapa jam. Aku sadar banget Al terlalu sering ngga up, jadi yang baca berkurang, makanya jumlah vote nya aku kurangin. Aku cuma asal nambahin jumlah komennya dan ternyata malah ngerepotin orang wkwkw.

Oh, sejujurnya laptop aku huruf o sama l nya rada ngadet, jadi mungkin kalian bakal nemu beberapa typo di kata yg mengandung huruf itu. Awalnya mau aku revisi pake hp, tapi ga nemu typo yang sebelumnya aku temuin waktu nyoba pratinjau. Yah, semoga kalian nggak menyadari typo itu saking seriusnya baca wkwkw.

Walaupun targetnya ga tercapai, selamat membaca😊⚘
➰➰➰

"Ibu?"

Rey terdiam mendengar suara Al di telinganya. Kekhawatiran langsung menguasainya saat ia menyadari Al bertemu dengan ibunya. Terakhir kedua orang itu bertemu, pipi adiknya itu berakhir biru karena ditampar. Belum lagi beberapa bagian tubuhnya yang terluka karena terjatuh dari tangga.

Ia menolehkan kepalanya ke sana kemari untuk mengecek arahnya, ia harus segera berlari menuju tempat Al berada. Ia setengah menyesal mempermainkan adiknya itu. Ia sebenarnya tahu arah menuju kedai itu, tapi tadi kata Pak Mul Al terlihat sangat sedih di taman itu, jadi ia berinisiatif menggoda adiknya itu sedikit. Masalahnya, tentu saja ia benar-benar berputar-putar di taman itu, dan kini ia malah lupa ke mana ia harus pergi sebenarnya.

"Kamu mau bunuh siapa lagi di sini?"

Langkah Rey terhenti mendengar suara ibunya dari earbuds yang dipakainya. Apa? Membunuh? Maksud ibunya apa?

"Hhh... hhh..."

Ia langsung tersadar mendengar suara nafas Al yang tidak beraturan. Adiknya itu tidak mungkin membunuh seseorang. Pasti ibunya itu yang salah. Ia kembali berlari menuju tempat Al. Pak Mul itu, kenapa di saat begini tidak ada di sekitar Al?!

"Maaf, bu, tolong menjauh dari tuan muda!"

Rey lega saat akhirnya terdengar suara Pak Mul. Kalau sudah terjadi sesuatu pada Al, ia sungguh akan menghukum pria itu. Ke mana dia dari tadi?!

Ah, itu mereka, gumam Rey saat melihat 3 orang yang dikenalnya. Rey berlari ke arah mereka, bertepatan dengan ibunya yang menoleh ke arahnya. Ia juga mendengar suara Al menggumamkan namanya di telinganya.

"Ah, tidak." "REVAN!"

Rey tidak ingat apapun saat ia melihat ibunya berlari ke arahnya dan mendorongnya sampai ia terguling di aspal.

➰➰➰

Zeith langsung berlari meninggalkan semua pekerjaannya mendengar laporan dari Pak Mul. Tidak mempedulikan  sekretaris dan supirnya yang menanyakan ia akan ke mana, Zeith langsung masuk ke mobilnya dan menyetirnya ke rumah sakit yang disebutkan oleh Pak Mul sebelumnya. Untungnya jalanan yang belum ramai membuatnya bisa memacu mobilnya sehingga ia bisa sampai di rumah sakit dalam waktu singkat.

Ia berlari menuju UGD dan menemukan Pak Mul sedang duduk sendiri di depan ruang tindakan. Zeith segera menghampirinya.

"Apa yang terjadi?" buru Zeith langsung.

Pak Mul menceritakan kejadiannya secara lengkap, mulai dari Al yang diajak Rey nngkrong dengan teman-temannya, kemudian ia memilih ke taman, lalu karena Al terlihat sedih, Pak Mul menawarkan untuk membeli makanan enak. Lalu di sana mereka bertemu dengan Zinnia. Al terlihat ketakutan di sana, jadi Pak Mul berusaha mengusir ibu kandung Al itu, tapi tidak lama kemudian Rey datang. Anaknya itu hampir tertabrak kalau Zinnia tidak mendorongnya dan tanpa sadar menggantikan posisinya untuk ditabrak.

AL WILL BE OKAYWhere stories live. Discover now