Prolog

662 83 22
                                    

Mutiara Candy turun dari sepeda motornya dengan hati-hati. Membuka helm, ia menatap kaca spion, memastikan penampilannya sudah rapi dan enak dipandang. Malu, jika ia datang dengan tampilan berantakan. Yang ada, cowok yang akan dikenalkan padanya langsung menolak dipertemuan pertama.

Ardana, putra dari sahabat bundanya memberikan ide konyol setelah mendengar keluhan Candy tentang status jomlonya, padahal kini ia sudah duduk di bangku SMA.

Hal yang membuatnya bersemangat menyetujui tawaran tersebut karena cowok yang akan diperkenalkan padanya sangat mirip dengan sosok idamannya. Ardana bilang, sahabatnya itu tampan, kalem, pintar, juara karya tulis ilmiah, aktifis sekolah dan tentunya memiliki kepribadian yang baik.

Candy jadi semakin tidak sabar ingin mengetahui sosok yang dimaksud. Ia harap Ardana tidak mengerjainya karena kalau benar, Candy akan marah dengan sangat, apalagi dirinya sudah berharap tinggi.

Sebelum memasuki kafe, langkahnya tiba-tiba terhenti. "Eh, btw, siapa ya cowok itu?" gumamnya penasaran. Candy menyesal tidak bertanya malah asal iya aja, padahal ia bisa stalking media sosialnya terlebih dahulu. "Apa ... dia satu sekolah sama gue?" Candy bergumam lagi. Baru menginjakan kaki selama satu bulan membuat Candy belum sepenuhnya mengenali semua siswa, apalagi kakak kelasnya seperti teman-teman Ardana.

Menarik nafas dalam, ia mengembuskan perlahan kemudian melanjutkan langkah. Cewek itu celingukan mencari sosok Ardana yang katanya sudah berada di tempat sejak beberapa menit yang lalu.

Melihat seseorang melambaikan tangan, Candy tersenyum lebar dan mempercepat lajunya. Ia belum bisa melihat wajah cowok yang akan diperkenalkan Ardana karena posisinya membelakangi.

"Hai, Kak!" sapa Candy ceria.

"Hai juga, sini duduk." Ardan menepuk kursi di sebelahnya. Candy belum berani menatap calon gebetannya. Ia merasa grogi karena baru pertama kali ketemuan dengan cowok yang belum ia kenal sebelumnya.

Saat SMP, Candy memang termasuk aktif dalam beberapa organisasi. Sifatnya yang humbble membuat dia memiliki banyak teman, baik laki-laki maupun perempuan. Tapi, untuk masalah asmara, Candy belum pernah pacaran meski beberapa kali pernah ada yang menyatakan cinta padanya.

"Hei! Kenalin Adrian."

Candy mendongak, matanya bersirobok dengan milik cowok di seberangnya. Ah, ternyata Ardana tidak berbohong tentang cowok itu. Benar-benar tipenya. Mungkinkah waktunya sudah dekat untuk Candy melepas masa jomlonya?

Tersenyum lebar, cewek itu membalas jabatan tangan Adrian yang terasa hangat. "Candy."

"Lucu ya kayak namanya," canda cowok itu membuatnya terkekeh kecil. Baru kenal saja ia sudah merasa nyaman dengan Adrian. Mungkin karena sifat ramahnya.

"Dam, gak mau kenalan?" Suara Ardana membuatnya mengarahkan pandangan. Ternyata ada sosok lain yang duduk di sebelah Adrian. Ia mengernyit mendapati cowok itu yang tengah menunduk, fokus dengan ponsel di tangannya.

"Heh kenalan dulu!" Adrian menyenggol bahu temannya yang hanya membalas dengan gumaman. Di bibirnya terselip gagang permen, mungkin itu yang membuatnya susah bicara. Tapi, bukankah tak sopan bersikap seperti itu?

"Damian," tekan Adrian menciptakan decakkan. Cowok itu menatap Adrian dan berkata dengan agak ketus. "Kan yang mau pedekate elo, kenapa gue harus ikut kenalan juga?"

Menyebalkan. Candy hampir mendengkus ketika akhirnya cowok itu menoleh dan ... ia membatu.

Tiba-tiba saja Candy merasa orang-orang di sekitarnya menghilang. Tersisa dirinya dan cowok yang sedang memandangnya dengan mata menyipit. Suara orang-orang lenyap, hanya lagu cinta yang terdengar memenuhi sudut kafe serta debaran dalam dadanya yang tak kalah keras.

Dulu, saat masih kecil, Candy kerap menonton film Barbie hingga bermimpi kalau sudah dewasa nanti, ia ingin menikah dengan seorang pangeran berkuda putih. Lalu setelah memasuki usia remaja dan mulai menekuni hobi membacanya, keinginan Candy berubah. Ia ingin memiliki pacar layaknya di dalam cerita wattpad. Coolboy, goodboy, asal bukan badboy, apalagi fuckboy.

Namun, hanya dengan melihat sosok itu dalam beberapa detik. Candy seketika melupakan tipe pacar idamannya.

 Candy seketika melupakan tipe pacar idamannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamu'alaikum. Halo!
Ketemu lagi sama aku di cerita baru masih dengan genre Tenfiction. Btw, gak tau kenapa aku lebih suka nulis cerita remaja, padahal usiaku bukan remaja lagi wkwk.

Selamat membaca buat kalian, semoga suka sama cerita yang satu ini. Ditunggu saran dan komentarnya. Semoga aku bisa menyajikan kisah yang berbeda. Heheh.




SWEET CANDY ✔️Where stories live. Discover now