Bagian 35, Peristiwa di Depan Sekolah

414 80 77
                                    

"Ayo pulang!"

Candy tertegun, matanya kembali memanas mendapati sosok yang tak disangkanya kini berada kurang lebih satu meter darinya. Harapan yang mulai surut kini naik kembali.

Kak Dami ...

Rasa terharu menyerbu dadanya. Mendapati keberadaan Damian seperti sebuah kejutan. Hubungan mereka selama beberapa bulan terakhir sangat buruk. Kini, melihat cowok itu duduk di balik kemudi dan mengajaknya pulang benar-benar seperti sebuah keajaiban.

Mengabaikan sekitar, Candy hendak melangkah untuk mengikuti perintah sang mantan gebetan, tapi tangan lain dengan sigap mencengkram lengannya, menahan agar tidak pergi.

Candy meringis karena cengkraman Nolan begitu kuat hingga tulangnya terasa akan patah. Ia berusaha melepaskan diri meski akhirnya gagal.

"Jangan pergi sama cowok lain!" tegas Nolan tak mau diganggu gugat.

Candy sudah tidak ingin mendengarkan peringatan pacarnya. Tangannya terasa sangat sakit sampai ia ingin menangis.

Lalu, suara pintu tertutup keras disusul dengan kehadiran Damian di sebelahnya membuat suasana semakin menakutkan. Cowok itu mencengkram tangan Nolan dengan emosi penuh membuat sang empunya meringis.

"Lepas," ujar Damian dengan suara rendah, tapi penuh akan kemarahan.

Tak tahan karena kuku Damian menekan kulitnya, Nolan terpaksa melepaskan cengkeramannya. Candy segera menjauh.

"Masuk ke mobil!" suruh Damian yang malah membuat Candy terdiam. Ia melirik takut pada Nolan yang melemparkan tatapan tajam, sebagai isyarat larangan.

"Masuk Mutiara!" ulang cowok itu hingga Candy segera berbalik. Namun, ancaman lain menghentikan langkahnya.

"Lo berani ngebantah?" Nolan tak terima dengan perlakuan Candy yang sama saja mempermalukannya di hadapan teman-temannya. "Lo bakal dapet akibatnya kalau pergi sama dia!"

Terdengar dengkusan. Damian maju satu langkah dan berkata dengan nada pelan, tapi menusuk, "Dan gue gak akan lepasin elo kalau terjadi sesuatu sama dia."

Nolan tersenyum miring. Tak merasa terancam sama sekali. Entah apa rencana cowok itu karena pada akhirnya ia mundur dan membiarkan Damian berbalik untuk meraih tangan Candy, menuntunnya memasuki mobil.

Kedua cowok itu sempat saling melemparkan tatapan permusuhan sebelum Damian menutup pintu mobil dengan keras. Selanjutnya ia melajukan kendaraan meninggalkan Nolan yang rahangnya mengeras sebelum kemudian menendang kursi di dekatnya hingga hancur.

Di dalam mobil, suasana begitu hening. Candy meremas tangannya lalu melirik ragu pada Damian yang tampak fokus menyetir. Raut wajahnya tampak dingin. Cowok itu bahkan tak mengeluarkan sepetah kata pun sejak tadi. Pada akhirnya Candy memilih menatap ke luar jendela, berusaha menghilangkan keresahannya mengingat sang mama yang mungkin akan memarahinya.

Sial! Kenapa nasib Candy selalu tidak beruntung?

Menyentuh lengan kanannya, Candy meringis kecil. Nolan benar-benar berniat mematahkan tangannya. Ia menghela napas dalam, menyandarkan kepala ke jendela.

Mengingat Nolan membuat dadanya merasa sesak. Katanya cowok itu mencintainya, tapi kenapa kerap bersikap kasar padanya?

Padahal, Candy selalu mengikuti perintah Nolan meski bertentangan dengan hatinya. Namun, penolakan kecilnya selalu menjadi masalah besar untuk sang pacar.

Ia merasakan getaran beruntun dari ponsel di saku jaketnya. Merasa takut jika itu Nolan, Candy memilih membiarkan. Ia tak siap membaca chat dari cowok itu yang mungkin akan lebih parah dari sebelumnya.

SWEET CANDY ✔️Where stories live. Discover now