Bagian 24, Menjadi Asing

345 79 40
                                    

Candy benar-benar merasa hidup kembali. Perubahan yang terjadi mungkin membuatnya sedikit sedih. Menjaga jarak dari orang-orang terdekatnya sudah pasti sulit, tapi hanya dengan ini dirinya bisa hidup tenang.

Baik Ardana maupun yang lain, mereka berhak bahagia dengan pasangan masing-masing, begitupun dirinya.

Sudah hampir satu tengah bulan Candy menjalani rutinitas terbarunya. Ia mulai terbiasa meski awalnya terasa sulit. Ardana yang kerap berusaha mengajaknya bicara kini mulai berhenti, mungkin cowok itu lelah dengan sikapnya.

Tidak apa-apa. Itu yang terbaik meski hingga saat ini ia masih belum mendengar kata jadian dari Ardana dan Laras.

"Can! Gabung yuk!"

Candy yang sedang duduk di undakan tangga mendongak. Di depannya Nolan sudah berdiri dan melambaikan tangan. Cowok itu mengarahkan tatapan ke arah kerumunan. Di tengah taman kota, ada air mancur berwarna-warni, di sebelahnya terdapat panggung kecil yang diisi dengan penampilan band indie.

Setiap malam minggu, Candy pasti akan pergi dengan Nolan. Selama itu pula, ia tak pernah melihat sesuatu yang aneh, kecuali sikap cowok itu yang kerap bersikap begitu manis hingga dirinya beberapa kali dibuat baper. Tidak masalah, lagipula Nolan pernah berkata bahwa dirinya tidak memiliki kekasih.

Tersenyum kecil, Candy menerima uluran tangan untuk bergabung.

Ia melirik sekitar. Jeni bersama teman perempuannya yang tampak menikmati acara. Di sebelahnya Nolan melakukan hal sama sembari ikut melantunkan lirik lagu dari Payung Teduh berjudul Berdua Saja.

Rasanya cukup menenangkan.

Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya?

Malam jadi saksinya
Kita berdua di antara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban

Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya?

Candy menoleh saat merasakan seseorang menggenggam tangannya. Nolan tengah menatap Candy penuh arti.

Seiring dengan tubuh cowok itu yang semakin mendekat, Candy merasakan jantungnya berpacu begitu cepat. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering saat Nolan menundukan wajah lalu berbisik di telinganya, "Be my girlfriend."

Candy mengerjap. Takut salah dengar karena lagu yang terdengar sangat keras. Dengan suara lirih, ia bertanya, "Gue ... salah denger?"

Cowok di depannya tersenyum. Nolan tampak lebih tampan dari biasanya dan itu membuat Candy kehilangan fokus.

"Enggak, lo gak salah denger." Nolan mengatakan tanpa keraguan. Ia bahkan sudah meraih tangannya yang lain.

Mereka ... mungkin baru saling mengenal. Namun, kenyamanan yang diberikan Nolan serta perhatiannya membuat Candy tak mampu menolak. Saat bersama Lio, ia bahkan tak pernah merasa seyakin ini.

Bersama Nolan, perasaannya menjadi lebih baik. Rasa sakit yang kerap membuat dadanya sesak selalu meluap begitu saja.

"Gue ... mau jadi cewek lo," jawab Candy berusaha bersikap tenang, padahal sesuatu dalam dadanya sudah meletup-letup.

Senyum di bibir Nolan mengembang. Candy sendiri malah menunduk malu. Wajahnya terasa memanas sekarang.

"Makasih sayang." Nolan kembali berbisik. Candy tidak pernah berada di posisi sedekat ini dan itu berhasil membuatnya salah tingkah. Ia memberanikan diri membalas tatapan cowok itu lalu mengangguk.

SWEET CANDY ✔️Where stories live. Discover now