Bagian 32, Di Depan Ciara

336 69 76
                                    

Nolan❤️: Aku depan skolah kamu

Candy menahan napas membaca chat dari kekasihnya. Setelah dua hari pertengkaran mereka, cowok itu menghilang tanpa kabar. Sekarang, Nolan tiba-tiba mengiriminya pesan dan mengatakan sudah menunggunya.

Ia melirik jam di sudut kiri layar ponsel. Sekitar lima menit lagi bel berbunyi. Melihat bu Berta sedang menilai tugas latihan siswanya. Candy memilih merapikan alat tulis. Hari ini adalah jadwal ekskul badminton. Ia tidak mungkin bolos setelah beberapa minggu tak ikut latihan hingga kena tegur sang ketua. Cewek itu berharap, Nolan mau mengerti.

"Ra, sebelum pulang temenin gue bentar bisa?" pinta Candy pada sahabatnya. Mungkin jika ada Ciara di dekatnya, Nolan tidak akan marah-marah.

"Ke mana? Bukannya lo ada ekskul?" Ciara yang sedang bercermin bertanya tanpa menoleh.

"Ketemu Nolan di depan," ucapannya membuat cewek itu mengernyit.

"Gue mau izin buat ikut ekskul." Candy menjelaskan tanpa menunggu sahabatnya menyuarakan keheranannya.

"Ya terus kenapa harus gue temenin? Males banget ketemu dia." Ciara memang selalu terang-terangan memperlihatkan rasa tak sukanya. Pernah suatu hari Candy hendak memperkenalkannya dengan sang pacar, tapi ia menolak dengan keras.

"Ayolah, Ra. Dia suka ... kesel kalau gue nolak ajakannya. Mungkin ... kalau ada lo, dia gak akan berani marah."

Melihat sahabatanya, Ciara jadi iba. Lagipula ia jadi penasaran dengan sikap cowok itu. Ciara harus memastikan kalau Nolan tidak akan menyakiti sahabatnya.

Anggukannya membuat Candy refleks memeluknya. "Makasih ya, bestie."

"Hm iya iya. Udah ah itu udah bel." Ciara melepas tangan Candy dari tubuhnya lalu memasukan buku dan tempat pensil ke dalam tas.

Setelah berdoa, mereka mengikuti jejak sang guru untuk keluar kelas. Koridor cukup ramai hingga untuk pulang saja mereka berdesakan. Hal tersebut biasanya terjadi dalam kurung waktu kurang dari 10 menit karena sesudahnya sekolah akan langsung lenggang.

Keluar gerbang, Candy celingukan. Ternyata Nolan menunggunya di seberang sekolah. Segera ia menarik tangan Ciara lalu menyeberang dengan hati-hati.

"Lama banget sih!"

Baru saja datang, Nolan sudah marah. Cowok itu harusnya bisa mendengar kalau bel baru saja berbunyi.

"Bel baru bunyi kali!" celetukan Ciara membuat Nolan mendelik. Candy sendiri hanya meringis lalu menyikut lengan sahabatanya agar diam.

"Lan, aku gak bisa pulang sekarang. Ada ekskul." Rasanya Candy tak ingin berlama-lama, apalagi melihat Nolan yang raut wajahnya tidak bisa dikondisikan.

"Gak bisa? Gue udah nunggu lama dan lo malah bilang gak bisa?" Nada suara cowok itu terdengar sinis. Salahnya yang tadi tak membalas chat Nolan. Ia kira menyampaikan secara langsung akan lebih baik. Biasanya Nolan tidak akan mempan jika hanya ia beri tahu lewat pesan.

"Aku, kan udah sering bilang kalau hari Selasa aku ada ekskul." Candy mencoba membuat cowok itu mengingat ucapannya tempo hari.

"Gue gak mau tau, lo harus ikut!"

"Ke mana lagi? Kalaupun gak ada ekskul, aku maunya pulang ke rumah, Lan." Berusaha tegas, itulah yang Candy lakukan. Selama ini ia selalu patuh pada Nolan karena tak berani melawan, tapi semakin hari rasanya ia tidak sanggup, Candy merasa tertekan.

"Bisa gak? Gak usah banyak nanya!" Bentakan tersebut membuat Ciara yang berdiri di sebelahnya terkesiap. Keduanya kompak melirik ke arah seberang di mana hanya tersisa beberapa siswa yang menunggu jemputan atau angkutan umum lewat. Beruntung mereka tampak sibuk masing-masing.

SWEET CANDY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang