Rumah Sakit Hoshigakure 1

5.3K 349 23
                                    

Sakura kembali melirik jam dinding yang kini menunjukkan pada angka sepuluh, gerutuan terus keluar dari bibir tipisnya dengan tangan kanan yang tidak berhenti menulis. Ia sangat kesal karena Sasuke memintanya untuk menyelesaikan semua laporan yang sempat tertunda, akibat ia yang tidak masuk selama beberapa hari karena harus istirahat akibat insiden kemarin.

Bukan salahnya juga ia tidak bisa masuk kantor, seharusnya Sasuke meminta orang lain untuk mengerjakan laporannya selama ia sakit, tapi sialnya, Sasuke tidak mau melakukannya dengan alasan semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka.

Alhasil, ia harus bekerja lembur tanpa ditemani siapapun, bahkan Sasuke sudah pulang dari beberapa jam yang lalu.

Sakura menghela nafasnya saat ia baru saja selesai dengan laporannya yang terakhir, dan untuk kesekian kalinya ia menoleh pada jam dinding yang sudah menunjukkan pada angka sepuluh lewat lima belas menit.

"Aku harap Apotik yang dekat perempatan masih buka," ucap Sakura pelan seraya membereskan meja kerjanya.

Setelah semuanya beres, Sakura berjalan keluar dari kantor dan tidak lupa mengunci pintu. Sebelumnya, Sasuke memang sudah memberikan kunci cadangan untuk Sakura.

Sakura menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, tubuhnya agak merinding saat melihat jalanan disekitarnya nampak sepi tidak seperti biasanya. Udara malam itu pun terasa lebih dingin dari malam sebelumnya. Sakura mendongakkan kepalanya menatap langit malam yang saat itu tidak terlihat satu pun bintang.

"Apa malam ini akan turun hujan?" Tanya Sakura pelan.

Angin malam berhembus membelai kulit putih Sakura yang hanya berbalut kemeja biru muda dan rok hitam diatas lutut. Sakura menggosok kedua tangannya yang terasa dingin dan bergegas meninggalkan pelataran kantor.

Sakura berjalan menuju Apotik yang terletak tidak jauh dari kantornya, tinggal satu belokan lagi, maka ia akan melihat bangunan Apotik yang ada di seberang jalan. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat tiga orang pemuda yang tengah asyik tertawa dengan masing-masing memegang rokok.

Tawa mereka bertiga terhenti saat tahu ada orang lain disana. Mata ketiga pemuda itu secara bersamaan memandang Sakura dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan hal itu membuatnya risih.

Sakura menelan ludahnya pelan, kemudian melanjutkan langkah kakinya mengabaikan ketiga pemuda yang terus memperhatikannya. Ada perasaan lega saat ia berhasil melewati ketiganya, namun jantungnya tiba-tiba berdetak dengan kencang saat tahu jika mereka mengikuti Sakura. Walaupun jarak antara Sakura dan tiga orang tadi cukup jauh, tapi ia tahu jika saat ini mereka tengah mengikutinya.

Sakura mempercepat langkah kakinya saat rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Hingga akhirnya ia sampai di Apotik yang untungnya masih buka. Sakura langsung membeli obat pesanan tetangganya, ia berencana langsung pergi dari sana menuju stasiun kereta, namun sayang, alam sepertinya sedang tidak berpihak padanya, karena hujan tiba-tiba langsung turun dengan deras, dan tepat pada saat itu, tiga pemuda yang ia jumpai tiba di depan Apotik.

Ketiga pemuda itu memiliki tinggi badan yang hampir sama dengan Shikamaru, namun badan mereka terlihat agak gempal seperti Chouji. Mereka berdiri sekitar tiga meter dari Sakura.

"Ini tidak bagus," ucap Sakura dalam hati.

Sakura mengeluarkan ponselnya berencana menghubungi Naruto, ia akan meminta Naruto untuk menjemputnya, namun lagi-lagi kesialan datang menghampirinya saat tahu jika ponselnya kehabisan baterai.

"Sial! Bagaimana ini?!"

"Cuaca saat ini sangat membingungkan, bukan?" Tanya salah seorang pemuda yang memiliki rambut berwarna merah tua.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now