Rumah Sakit Hoshigakure 2

2.5K 330 43
                                    

Sakura langsung berdiri dan menjauh dari pemuda dihadapannya, yang membuat pemuda itu menatap Sakura kesal.

"Hei, ada apa? Kenapa kau takut seperti itu?" Tanyanya berdiri.

"Dia bukannya takut, tapi hanya gugup," jawab pemuda berambut kuning seraya tertawa.

"Oh, benarkah? Jangan gugup, santai saja, kami tidak akan berbuat kasar padamu," ucap pemuda berambut merah seraya berjalan mendekat ke arah Sakura.

Sakura memundurkan tubuhnya, hingga menabrak tembok dibelakangnya, seketika ia menggerutu tentang siapa yang sudah membangun tembok ini, hingga ia mati langkah dan terjebak disana.

Pemuda didepannya menyeringai senang, dan hal itu membuat Sakura ingin memukul wajahnya dengan tongkat Golf. Jantung Sakura berdebar semakin kencang saat jarak antara ia dan pemuda dihadapannya hanya terpaut satu langkah.

Dari jarak sedekat ini, Sakura bisa mencium bau alkohol juga rokok yang membuatnya ingin muntah. Sakura terus memundurkan tubuhnya walaupun ia tahu jika itu tidak ada gunanya.

"Apa kau tidak merasakannya? Cuaca diluar sini begitu dingin, kita bisa berbagi kehangatan,"

"Menjauh dariku," ucap Sakura dengan suara gemetar.

"Lihat, suaramu bergetar, sayang, aku tahu jika kau tengah kedinginan saat ini, sama sepertiku aku juga kedinginan, bagaimana jika...,"

"Bagaimana jika aku membakar tubuhmu agar kau tidak kedinginan lagi," ucap sebuah suara dengan nada tajam yang membuat pemuda berambut merah didepan Sakura berbalik.

Sedangkan Sakura menghela nafasnya lega saat tahu Sasuke datang diwaktu yang tepat.

Sasuke menatap tajam pemuda berambut merah yang ada didepannya, ia juga melirik dua pemuda lainnya yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

Pemuda berambut merah itu menelan ludahnya kasar saat tahu jika yang didepannya saat ini adalah Uchiha Sasuke, ia akan langsung binasa jika berhadapan dengan salah satu Uchiha dihadapannya, tanpa mengatakan apapun, ia langsung pergi dari sana yang diikuti oleh dua pemuda lainnya.

Sasuke berjalan mendekati Sakura yang masih menempel pada tembok, perasaannya sedikit lega saat mengetahui karyawan pembuat tehnya baik-baik saja. Jika tadi ia datang terlambat satu atau dua menit, mungkin ceritanya akan berbeda.

Setelah Sasuke mendapat panggilan dari Sakura, ada rasa khawatir yang melanda hatinya, apalagi Sakura menghubunginya di jam-jam yang tidak wajar, ditambah dari nada bicara Sakura yang terdengar gemetar, membuat pikiran Sasuke tidak tenang.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sasuke saat ia berdiri satu langkah didepan Sakura.

"Ya, aku baik-baik saja, terimakasih sudah datang," jawab Sakura tersenyum lega.

Sasuke membuka jacket hitam yang ia kenakan kemudian memberikannya pada Sakura.

"Pakai ini," ucap Sasuke menyerahkan jacketnya yang langsung diterima oleh Sakura, tanpa banyak bicara, Sakura mengenakan jacket Sasuke yang membuatnya terasa hangat.

"Ayo pulang, aku akan mengantarmu," ucap Sasuke menarik pelan tangan Sakura.

"Tunggu," ucap Sakura yang langsung menghentikan langkah Sasuke.

"Ada apa?" Tanya Sasuke menoleh tanpa melepaskan tautan tangan keduanya.

"Aku akan berpamitan sebentar dengan pemilik Apotik,"

"Tidak perlu, ayo," ucap Sasuke yang kembali menarik tangan Sakura.

"Tapi, Sasuke...," ucap Sakura yang kembali menghentikan langkah Sasuke.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now