Night Stalker 16

1.9K 301 46
                                    

Sakura berjalan masuk kedalam Apartementnya dan langsung duduk berhadapan dengan Mitsuru. Sedangkan Seiji, tetap berdiri dibelakangnya dengan senjata api masih mengarah ke kepalanya.

"Aku tidak ingat, jika aku pernah memberi kunci Apartement milikku pada orang lain," ucap Sakura yang membuat Mitsuru tersenyum.

"Ya, sebenarnya, tadi kami tidak sengaja membobol pintu Apartementmu," ucap Mitsuru mengedikkan kedua bahunya seraya menyeruput teh miliknya.

"Jadi, ada urusan apa kau berkunjung ke tempatku?"

"Sebenarnya kami mendapat perintah untuk membawa mu pada Tuan kami,"

"Jika aku menolak?"

"Maka, Seiji akan langsung melubangi kepalamu," jawab Mitsuru santai.

"Itu terdengar mengerikan,"

"Ya, jadi bagaimana? Kau mau ikut kami secara halus? Atau dengan sedikit paksaan?"

"Keduanya bukan pilihan yang bagus untukku, dan sejujurnya aku sedang tidak ingin pergi jalan-jalan, bagaimana jika kita pergi keesokan harinya? Karena sekarang ini, aku benar-benar lelah setelah menempuh perjalan jauh dari Amegakure," jawab Sakura yang membuat ekspresi Mitsuru berubah kesal, namun mencoba untuk tetap terlihat tenang.

"Sayangnya, kami tidak mempunyai banyak waktu, jadi kita harus pergi sekarang juga, bagaimana?" Tanya Mitsuru setenang mungkin.

"Baiklah, kita pergi sekarang," ucap Sakura yang membuat Mitsuru dan Seiji menyunggingkan senyum mereka.

"Tapi sebelum itu, bisakah aku meminta beberapa keterangan darimu?" Tanya Sakura yang membuat Mitsuru mengerutkan keningnya.

"Apa kau sedang mengulur waktu?" Tanya Mitsuru.

"Tidak, aku hanya tengah menjalankan tugasku sebagai penyidik," jawab Sakura.

"Ah, begitu, baiklah, aku akan menjawab beberapa pertanyaanmu, mungkin bisa saja jika ini adalah permintaan terakhirmu, jadi aku akan dengan senang hati mengabulkannya," ucap Mitsuru yang membuat Sakura menarik nafasnya dalam.

Rasa takut sebenarnya saat ini tengah menjalar ke seluruh tubuh Sakura. Selain senjata api yang sedari tadi terus Seiji arahkan ke kepalanya, ia juga juga yakin jika saat ini Mitsuru membawa senjata api. Karena tidak mungkin jika ia datang kemari tanpa persiapan, bukan?

Namun, ditengah rasa paniknya, ia harus tetap bersikap setenang mungkin, dan berharap ada seseorang yang datang menyelamatkannya dari dua orang gila ini.

"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Mitsuru seraya meletakkan cangkir teh nya diatas meja.

"Tunggu sebentar," ucap Sakura seraya berdiri dari duduknya.

"Aku akan mengambil buku dan pulpen," ucap Sakura lagi saat melihat ekspresi terkejut Mitsuru karena gerakan mendadak Sakura.

"Untuk apa?" Tanya Seiji yang membuat Sakura membalikkan badannya hingga berhadapan dengan Seiji.

"Tentu saja untuk mencatat hal penting yang orang itu katakan," ucap Sakura menunjuk Mitsuru dengan matanya.

"Kau pikir untuk apa?! Memukul wajahmu?!" Ucap Sakura yang membuat Seiji mendengus kesal.

"Kalau begitu cepat!" Ucap Seiji.

Sakura berjalan memasuki kamarnya untuk mengambil buku dan pulpen, setelah apa yang ia cari sudah ada ditangannya, ia kembali ke ruang tamu, namun, sebelum ia keluar dari kamarnya, Sakura meletakkan ponselnya tepat disamping pintu kamar dengan layar yang saat ini tengah menghubungi Sai.

Sakura menarik nafasnya dalam-dalam dan kembali berjalan menuju ruang tamu yang langsung mendapat tatapan tajam dari Seiji, dan tentu saja dengan senjata api yang masih ia todongkan ke arahnya.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now