Night Stalker 3

1.7K 291 19
                                    

Sakura langsung mengecilkan volume televisinya, dan kembali melihat pintu Apartementnya yang baru saja diketuk seseorang. Sakura bangun dari posisi duduknya, dan dengan perlahan ia melangkah mendekati pintu. Samar-samar ia mendengar suara perempuan dan laki-laki tengah berbisik dari balik pintu. Namun, Sakura tidak bisa mendengar jelas apa yang tengah mereka bicarakan.

Tak!

Sakura hampir melompat saat ia mendengar suara benda jatuh yang berasal dari dalam kamarnya. Ia langsung menoleh ke arah kamar dan seketika mengerutkan keningnya saat ia melihat pintu kamarnya yang tertutup. Karena seingatnya ia tidak pernah menutup pintu kamarnya, dan bukan hanya itu saja, saat ia melihat layar televisi yang seharusnya tengah menampilkan film favorite nya, entah sejak kapan tiba-tiba berubah menjadi putih seluruhnya.

"Aku yakin jika aku belum mengganti saluran televisi," ucap Sakura dalam hati.

Tak!

Suara itu kembali terdengar yang membuat pandangan Sakura kembali tertuju pada pintu kamarnya.

"Ini mulai tidak bagus, apa aku harus menghubungi Naruto? Tapi handphone ku tertinggal di kamar, sialan! Apa aku harus pergi kesana dan memeriksa suara apa tadi? Tapi... bagaimana jika... agrh!! Sialan!! Aku benci situasi seperti ini!!" Gerutu Sakura dalam hati.

Dengan gerakan perlahan, Sakura mulai melangkahkan kakinya menuju kamar, semakin dekat ia dengan pintu kamarnya, semakin cepat pula laju detak jantungnya, bahkan keringat dingin mulai membasahi kening Sakura.

Sakura mengulurkan tangannya memegang knop pintu yang terasa dingin ditangannya, dengan pelan ia mendorong pintu kamarnya hingga terbuka sedikit demi sedikit, bersamaan dengan itu, Sakura merasakan tipuan angin dingin menyentuh kulit lehernya.

Sakura mengusap pelan tengkuknya seraya menoleh ke samping menggunakan ekor matanya. Entah itu imajinasi liarnya saja, atau memang ada seseorang yang saat ini tengah berdiri tepat disampingnya dengan kepala menunduk. Dengan cepat, Sakura mengalihkan pandangannya ke arah lain, dan saat ia kembali menoleh, bayangan yang sempat ia lihat tadi tiba-tiba menghilang.

"Tadi itu pasti hanya imajinasiku saja," ucap Sakura dalam hati meyakinkan dirinya sendiri, walaupun jauh didalam lubuk hatinya, mengatakan jika memang ada seseorang yang berdiri disampingnya.

Sakura mendorong pintu kamarnya hingga terbuka lebar, dan kembali terkejut saat mendapati kamarnya gelap tanpa penerangan sedikit pun.

"Aku tidak ingat jika aku mematikan lampu kamar," ucap Sakura dalam hati.

Sakura melangkahkan kakinya memasuki kamar, ia menempelkan tangannya pada tembok mencari tombol lampu yang letaknya tidak jauh dari pintu. Saat tangan Sakura terus meraba tembok, tanpa sadar pintu kamarnya tertutup dengan sendirinya.

"Tombol lampu sialan! Dimana dia?! Aku ingat aku melihatnya disekitar sini," ucap Sakura kesal dengan tangan yang terus meraba tembok.

"Ini dia," ucap Sakura saat tangan kanannya menyentuh tombol lampu.

Tak!

Belum sempat ia menekan tombol lampu, tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan suara pintu kamarnya yang terkunci. Dengan cepat Sakura menoleh melihat pintu kamarnya yang ternyata sudah tertutup entah sejak kapan.

Mengandalkan minimnya pencahayaan yang masuk kedalam kamar Sakura saat itu, ia kembali berbalik menuju pintu dan mencoba memutar knop pintu kamarnya berharap bisa terbuka, namun sial baginya karena entah bagaimana, pintu kamarnya terkunci dari luar.

"Ya Tuhan, aku benci ini, kenapa bisa terkunci?!" Tanya Sakura dengan terus berusaha membuka pintu kamarnya.

"Sial! Kenapa tidak bisa terbuka?!" Ucap Sakura dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now