Rumah Sakit Hoshigakure 16

1.9K 293 25
                                    

Sakura terus berlari menaiki tangga yang akan mengantarkannya menuju lantai tiga, dibelakang sana ia bisa mendengar suara pukulan yang entah itu siapa, ia hanya berharap jika Naruto akan baik-baik saja.

Langkah Sakura terhenti saat ia menginjak lantai tiga, kedua matanya menelisik sekitar seraya mengatur pernafasannya yang berantakan karena berlari. Sakura menatap lorong panjang didepannya, hanya empat lampu yang menyala di lorong itu dari dua belas lampu yang terpasang. Sehingga kedua mata Sakura harus bekerja extra saat menelisik sekitarnya.

Sakura mulai melangkahkan kakinya menelusuri lorong lantai tiga dengan kedua matanya yang terus mengawasi sekeliling. Keadaan disana benar-benar sepi, ia tidak mendengar suara apapun kecuali suara detak jantungnya sendiri yang mulai tidak karuan. Bahkan suara keributan yang beberapa waktu lalu terdengar pun kini hilang begitu saja.

Tak!!

Sakura langsung berbalik saat mendengar suara benda jatuh yang berasal dari belakang tubuhnya, namun ia dibuat bingung saat melihat semua pintu ruang rawat tiba-tiba terbuka. Karena seingatnya, tidak ada satu pun pintu yang terbuka, dan ia juga yakin tidak ada angin masuk yang bisa membuka semua pintu ruang rawat secara bersamaan.

Ditengah kebingungannya, tiba-tiba saja lampu yang berada dekat dengan tangga menuju lantai dua, berkedip beberapa kali. Kedua matanya memicing saat ia melihat ada seseorang yang berdiri di ujung tangga dengan setengah badannya tertutupi tembok, hingga ia terlihat seperti tengah mengintip. Namun, karena lampu yang terus berkedip dengan cepat, Sakura tidak bisa melihat dengan jelas apakah yang ia lihat saat ini nyata atau hanya halusinasinya saja.

Prang!!

Seluruh kaca yang ada diruang rawat paling ujung tiba-tiba pecah tanpa sebab, dan hal itu membuat Sakura terkejut sampai memundurkan langkahnya. Bersamaan dengan itu, bola lampu yang sedari tadi berkedip pun meledak.

"Ini tidak bagus, aku harus segera menuju lantai empat," pikir Sakura.

Namun, saat ia akan berbalik, tiba-tiba saja kedua kakinya tidak bisa digerakkan, seolah tertancap ke dalam tanah. Sakura menundukkan kepalanya untuk melihat kedua kakinya yang tiba-tiba kaku entah kenapa.

"Kenapa ini susah sekali untuk digerakkan?!" Tanya Sakura kesal seraya menarik kaki kanannya berharap bisa bergerak.

Tok! Tok! Tok!

Gerakkan Sakura terhenti saat kedua telinganya, mendengar dengan jelas suara kaca jendela yang berada di sampingnya diketuk sebanyak tiga kali. Sakura berani bersumpah, jika ruangan disampingnya saat ini dalam keadaan kosong, lalu siapa yang baru saja mengetuknya?

Dengan gerakkan pelan, Sakura meneggakkan tubuhnya seraya menoleh ke kanan. Tubuhnya tiba-tiba saja kaku saat kedua matanya dengan jelas melihat sosok perempuan dengan rambut mengembang acak-acakan, tengah tersenyum lebar ke arahnya dengan kedua mata melotot, menempel pada jendela.

"Aaampph...," teriakan Sakura teredam saat ada tangan yang membekapnya dari belakang, bersamaan dengan itu, sosok wanita yang Sakura lihat tiba-tiba hilang begitu saja.

Sakura berontak mencoba untuk melepaskan diri, namun karena tenaga orang dibelakangnya lebih kuat, akhirnya usahanya untuk melepaskan diri hanya sia-sia saja.

"Diam! Atau kau akan mati!" Ucap pria dibelakangnya yang membuat Sakura gemetar.

"Dai! Siapa dia?" Tanya seseorang yang Sakura ketahui jika itu adalah suara perempuan.

"Penyusup," jawab Dai.

"Ah, begitu, mari kita lihat seperti apa dia," ucap perempuan itu yang terdengar berjalan melangkah mendekati Sakura.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now