Rumah Sakit Jiwa Kirigakure 7

1.5K 261 17
                                    

Shikamaru memberi kode pada Kiba untuk membuka pintu yang akan membawa mereka langsung menuju area belakang rumah. Dengan gerakkan pelan, Kiba menarik gagang pintu sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan suara.

Saat pintu mulai terbuka setengahnya, Kiba menelisik sekitar yang ternyata tidak memiliki penerangan, sehingga ia sedikit kesulitan untuk memastikan apakah daerah itu aman atau tidak.

Kiba kembali menarik gagang pintu, namun segera terhenti saat kedua telinganya mendengar suara ranting yang terinjak, dan itu tidak lah jauh dari tempatnya saat ini. Kiba menatap Shikamaru yang kini juga menatapnya, dan untuk kedua kalinya Shikamaru memberi kode pada Kiba yang membuatnya langsung mengangguk.

Dengan sekali tarikan, Kiba langsung membuka pintu dan melangkah keluar.

Buagh!

"Argh!"

Kiba meringis memegang perutnya saat tiba-tiba saja ada yang menendang perutnya dengan sangat keras, bahkan sampai membuat ia berlutut.

"Aku harap itu tidak terlalu menyakitkan," ucap seseorang yang kini berdiri dihadapan Kiba dengan menodongkan senjata apinya tepat ke kepala Kiba.

Dor!

"Argh!" Ringis pria itu dengan suara keras, saat tiba-tiba saja ada timah panas yang menembus bahu kanannya, Kiba yang melihat hal itu pun langsung menendang tangan kanan pria itu sehingga senjata api yang tengah dipegangnya tadi terlepas begitu saja.

"Aku harap itu tidak terlalu menyakitkan," ucap Shikamaru santai berjalan menghampiri Kiba dan membantunya berdiri.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Shikamaru.

"Ya, aku baik-baik saja," jawab Kiba sedikit meringis dan kembali memegang perutnya.

Shikamaru menoleh pada pria dihadapannya yang saat ini tengah meringisi memegang bahu kanannya yang mulai mengeluarkan darah. Shikamaru tidak bisa melihat wajah dari pria didepannya karena memakai penutup wajah, namun dia tahu jika pria itu kini tengah menatapnya dengan tajam.

"Ini sebuah kejutan, kami belum dua puluh empat jam di tempat ini, tetapi sudah ada tamu yang berkunjung, jadi ada keperluan apa kau datang kemari?" Tanya Shikamaru.

"Aku datang kemari untuk membunuh kalian!" Jawabnya yang membuat Kiba mengerutkan keningnya bingung.

"Membunuh kami? Atas alasan apa?" Dan siapa yang menyuruhmu?!" Tanya Kiba yang membuat pria itu tersenyum dari balik penutup wajahnya.

"Aku tidak akan menjawab pertanyaanmu,"

"Aku bisa membuatmu bicara dengan caraku sendiri jika kau tidak mau menjawabku!" Ucap Kiba kesal.

"Sampai mati pun aku tidak akan menjawab pertanyaanmu! Aku sudah bersumpah pada Tuanku!"

"Siapa Tuanmu?" Tanya Shikamaru.

"Kalian akan mati sebelum mendapat jawabannya," ucap pria itu yang langsung berlari mengambil senjata api miliknya dan langsung mengarahkan pada kepalanya sendiri.

Gerakan tiba-tiba yang pria itu lakukan membuat Shikamaru dan Kiba terkejut, apalagi saat mereka melihat pria itu menodongkan senjatanya pada kepalanya sendiri.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" Tanya Kiba panik.

"Tuanku akan bangga atas apa yang aku lakukan,"

Dor!

Shikamaru dan Kiba terdiam seketika, saat dengan jelas melihat bagaimana pria itu menembak kepalanya sendiri, hingga tubuhnya terjerembab diatas rumput yang perlahan mulai berubah menjadi warna merah.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now