Rumah Sakit Jiwa Kirigakure 19

2.4K 283 56
                                    

Sakura membuka kedua matanya saat sayup-sayup terdengar suara tawa dari beberapa orang yang entah berasal darimana. Keningnya mengkerut saat ia tidak mengenali tempatnya bangun saat ini.

Sakura mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang terbuat dari kayu, seraya mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Tidak terdapat banyak barang yang ditemukan disana, hanya ada tempat tidur yang cukup untuk satu orang, dan sebuah lemari kayu dua pintu tanpa cermin.

"Dimana ini sebenarnya?" Tanya Sakura dalam hati.

Sakura menolehkan kepalanya melihat jendela yang kala itu terbuka, menampilkan langit biru cerah tanpa adanya satu helai pun awan diatas sana. Ia pun bangun dari posisi duduknya saat kedua telinganya kembali mendengar suara tawa yang sepertinya berasal dari luar.

Dengan pelan, Sakura berjalan mendekati jendela yang berada tepat disamping tempat tidur. Karena jendela di ruangan itu terbuka, Sakura bisa merasakan hembusan angin yang berasal dari luar, ia juga bisa mencium aroma rumput yang terasa menenangkan.

Langkahnya terhenti saat ia sudah berdiri didepan jendela. Kedua matanya menatap takjub pemandangan yang tersaji didepannya, bahkan tanpa sadar, mulutnya sedikit terbuka karena terpesona pada apa yang dilihatnya saat ini.

Didepannya tersaji padang rumput yang sangat hijau, dengan beberapa pohon rindang yang menambah kesan cantik disana. Ditambah sungai kecil yang membelah padang rumput dengan jembatan kayu sebagai penghubung.

"Hei!" Teriak seseorang dari kejauhan yang membuat kesadaran Sakura kembali.

Ia pun mencari sumber suara dan terkejut saat melihat seorang perempuan berambut merah darah memakai dress selutut berwarna putih susu, tengah menatap ke arahnya tepat dibawah sebuah pohon yang sangat rindang.

"Bukankah dia Mei Terumi?" Tanya Sakura pelan entah pada siapa.

Sakura melihat bukan hanya Mei saja yang tengah berdiri disana, melainkan ada beberapa perempuan lainnya, juga beberapa anak yang mungkin berusia sekitar delapan sampai tiga belas tahun tengah asyik bermain disana.

Tawa bahagia terlihat jelas menghiasi raut wajah mereka, seperti tidak ada beban sama sekali. Dan entah kenapa, hal itu membuat Sakura tanpa sadar tersenyum.

"Terimakasih," bisik sebuah suara dengan lembut masuk ke telinga kanannya, dan bersamaan dengan itu, Mei nampak tersenyum seraya mengangguk. Seolah memberitahu jika dialah yang baru saja mengatakan kata itu.

Sakura kemudian melihat Mei seperti tengah berbicara dengan semua orang yang ada disana, entah apa yang dikatakan Mei. Namun mereka semua kini menatap Sakura dengan tangan melambai.

"Terimakasih!!" Teriak mereka secara bersamaan yang membuat Sakura tanpa sadar meneteskan air matanya.

Sakura pun ikut melambaikan tangan kanannya dengan senyum tulus yang terukir indah di bibir tipisnya.

...

Dengan gerakkan pelan, Sakura membuka kedua matanya yang terasa berat. Bau obat-obatan langsung tercium jelas oleh hidung mancungnya, tanpa diberitahu pun ia tahu jika saat ini tengah berada di Rumah Sakit.

Kedua matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya, setelah dirasa nyaman, ia pun kini bisa melihat dimana dirinya saat ini.

Seperti dugaannya, entah untuk yang keberapa kali, Sakura kembali menutup kasus dengan terbaring di Rumah Sakit.

Kedua matanya terpaksa kembali menutup saat rasa sakit dikepalanya, perlahan tapi pasti mulai muncul. Dengan gerakan refleks, tangan kanan Sakura langsung memegang bagian yang terasa sakit.

I Can Hear Your Steps 2Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz