Night Stalker 5

1.8K 273 7
                                    

"Naruto, kau yakin kita melewati jalan yang benar?" Tanya Sakura saat ia melihat dikanan dan kirinya yang dipenuhi dengan pepohonan dan semak belukar.

"Ya, aku yakin," jawab Naruto dengan pandangan yang tetap fokus pada jalanan berbatu didepannya.

"Aku tidak tahu jika jalan menuju Amegakure akan separah ini," ucap Sai yang duduk dikursi belakang.

Saat ini, Sakura dan teman-temannya tengah dalam perjalanan menuju Amegakure, dimana, Sasuke sudah berada disana lebih dulu.

Banyak yang mengatakan jika Amegakure adalah desa hujan, karena hampir sepanjang tahun desa itu akan diguyur hujan tanpa mengenal musim. Mayoritas penduduk disana memiliki mata pencaharian sebagai petani, maka tidak heran jika berkunjung kesana akan banyak lahan-lahan pertanian terbentang luas di sepanjang jalan.

Perjalanan menuju Amegakure seharusnya memakan waktu kurang lebih dua jam, namun karena jalanan berbatu yang mereka lalui, ditambah hujan yang sore itu mengguyur dengan deras, membuat Naruto tidak bisa melajukan mobil yang dikendarainya dengan cepat.

"Menurut keterangan yang aku dapat, jalan menuju Amegakure memang tidak pernah diperbaiki," ucap Temari yang duduk disamping Sakura.

"Kenapa?" Tanya Hinata yang duduk disampingnya.

"Untuk alasan jelasnya aku tidak tahu, tapi banyak beredar kabar, jika uang yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki jalan menuju Amegakure, digunakan pemimpin mereka untuk kepentingan pribadi," jawab Temari.

"Maksudmu, Tuan Kaito Mamoru?" Tanya Naruto.

"Bukan dia, jika aku tidak salah pemimpin sebelum dia, aku lupa namanya," jawab Temari.

Sakura kembali melihat jam tangan berwarna hitam miliknya yang saat ini sudah menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Suasana disekitar mereka pun mulai gelap bahkan berkabut. Tidak ada penerangan lain yang menerangi jalan mereka, selain lampu dari sorot mobil Naruto.

"Shikamaru, apa perjalanan kita masih lama?" Tanya Sakura.

"Seharusnya sudah dekat, mungkin sekitar tiga puluh menit lagi," jawab Shikamaru yang berada di kursi depan bersama Naruto.

"Hari mulai gelap, dan jalanan didepan kita mulai berkabut," ucap Sakura yang kembali memandang keluar jendela.

"Tenang saja, sebentar lagi kita sampai, Sakura," ucap Temari mencoba meyakinkan Sakura.

Kedua mata Sakura memicing saat samar-samar, ia melihat siluet seseorang yang ia kenali berdiri ditengah hutan, namun karena terhalang pepohonan dan kabut, Sakura tidak bisa memastikan apakah tadi itu hanya imajinasinya saja atau memang dia.

"Tolong katakan padaku, jika tadi hanya imajinasi liarku saja," ucap Sakura dalam hati yang langsung mengalihkan perhatiannya.

...

"Bodoh! Apa yang kau lakukan padanya?!" Tanya seorang pria saat ia melihat pria lainnya tergeletak dilantai dengan bersimbah darah.

"Itu salahnya! Dia mengancam akan melaporkanku pada Polisi karena telah membunuh wanita sialan itu! Aku tidak punya pilihan!"

"Bodoh! Apa kau tidak bisa jika sekali saja menggunakan otak kecilmu?! Kau selalu bertindak tanpa berpikir panjang!"

"Kau berani membentakku?! Aku melakukan ini demi kau juga! Jika aku tertangkap, maka kita berdua akan membusuk di penjara!! Apa kau lupa jika kau turut andil dalam membunuh dia?! Bahkan, kau adalah otak dari pembunuhan itu!" Bentak wanita itu yang membuat amarah pria didepannya memuncak.

Tanpa diduga, pria itu berjalan cepat ke arahnya seraya mencekik dan mendorong wanita itu hingga menabrak tembok.

"Jangan sebut aku dengan kata pembunuh, semua ini adalah rencanamu, aku hanya mengikuti alur yang sudah kau buat," ucap pria itu pelan namun penuh dengan penekanan disetiap katanya.

I Can Hear Your Steps 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang