Rumah Sakit Hoshigakure 15

2K 312 16
                                    

Naruto dan Sakura terus berjalan menyusuri lorong lantai dua. Penerangan ditempat ini lebih minim dari lantai sebelumnya, bahkan beberapa lampu di lorong terlihat tidak menyala.

"Berhenti," ucap Naruto pelan namun masih didengar oleh Sakura.

"Ada apa?" Bisik Sakura menghentikan langkahnya.

"Ada yang datang," ucap Naruto.

Sakura menolehkan kepalanya ke segala arah, sampai samar-samar kedua telinganya mendengar suara langkah kaki yang berasal dari tangga lantai tiga. Sakura menatap Naruto yang kini tengah menatapnya.

"Lantai tiga?" Bisik Sakura yang dijawab anggukkan oleh Naruto.

Menyadari jika suara langkah itu semakin mendekat, Naruto menarik Sakura memasuki ruangan tanpa penerangan yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Beruntung bagi keduanya karena ruangan itu tidak terkunci.

Naruto menutup pelan pintu ruangan yang ia yakini jika itu adalah ruang rawat pasien, karena meski didalam ruangan itu gelap, namun samar-samar ia bisa melihat satu buah tempat tidur yang biasa digunakan untuk merawat pasien.

Sakura dan Naruto langsung menundukkan diri saat kedua telinga mereka mendengar suara langkah kaki yang berjalan di lantai lorong dua. Sakura menatap Naruto yang juga sedang menatapnya. Naruto kemudian memberikan gesture untuk diam dengan telunjuknya, dan langsung dijawab anggukkan oleh Sakura.

Sakura menelan ludahnya susah payah saat kedua telinganya dengan jelas mendengar suara langakah kaki seperti tergesa-gesa melewati ruangan tempat ia sembunyi.

"Mereka sudah pergi," ucap Sakura berbisik.

"Tenang," ucap Naruto yang dijawab anggukkan oleh Sakura.

Naruto menempelkan telinganya pada pintu untuk memeriksa apakah diluar masih ada orang lain atau sudah aman. Namun, ia tidak mendengar suara apapun dari sana, akan tetapi entah kenapa perasaannya mengatakan jika saat ini masih ada orang lain.

Naruto menengadahkan kepalanya dan melihat jendela yang terletak bersebelahan dengan pintu. Jendela itu tertutup tirai hingga siapapun yang ada diluar sana, tidak akan bisa melihat kedalam, dan karena hal itu pula, cahaya yang masuk kedalam ruangan hanya sedikit.

Naruto berdiri dengan gerakan pelan, ia menggeser sedikit tubuhnya mendekati jendela, ia menoleh ke arah Sakura yang masih dalam posisi jongkok.

"Sstt," ucap Naruto pelan dengan telunjuknya menempel pada bibir. Sakura menelan ludahnya dan mengangguk.

Dengan gerakan pelan, Naruto membuka sedikit tirai yang berwarna hijau, dan kedua matanya melotot saat melihat dua orang bertubuh tegap, tengah berdiri didepan pintu ruangan tempat mereka bersembunyi.

"Sial!" Gerutu Naruto dalam hati.

...

Sementara itu, Sai dan Akito sudah berada diruang bawah tanah. Keadaan disana benar-benar gelap gulita tanpa penerangan sedikit pun. Untungnya, mereka sudah berbekal senter yang memang sengaja disiapkan untuk misi malam ini.

"Mungkin lain kali, Tuan Tadashi harus memasang bola lampu disini," ucap Sai menyoroti seluruh ruangan.

"Itu tidak akan pernah terjadi," jawab Itaru.

"Kenapa?" Tanya Sai menatap Itaru.

"Dia terlalu pelit, walaupun hanya mengeluarkan satu koin," jawab Itaru yang membuat Sai tertawa.

"Tapi kau bertahan dengannya sampai bertahun-tahun,"

"Ya, itu karena aku tidak mempunyai pilihan lain," jawab Itaru mengedikkan kedua bahunya.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now