Rumah Sakit Hoshigakure 17

2K 308 25
                                    

"Lepaskan aku!!" Teriak Sakura saat ia terus didorong menaiki tangga menuju lantai empat, ia sudah tidak memperdulikan rasa sakit di pergelangan tangannya, yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar terlepas dari pria yang tengah mencengkramnya.

"Diam! Apa aku harus menutup mulutmu agar kau berhenti berteriak!?" Ucap Dai kesal.

Dai dan Sakura akhirnya tiba di lantai empat. Keadaan disana lebih gelap dari lantai tiga, karena hanya ada satu lampu yang menyala, sedangkan yang lainnya meledak. Bahkan Sakura masih bisa melihat pecahan kaca lampu yang berserakan di lorong.

"Apa yang kau lakukan?! Cepat jalan!" Teriak Dai dibelakang Sakura yang membuatnya terkejut.

"Bisakah kau tidak berteriak?! Aku tidak tuli, sialan!" Ucap Sakura kesal.

"Kau membentakku?!" Tanya Dai marah seraya mengencangkan cengkramannya pada pergelangan tangan Sakura yang membuatnya mengaduh kesakitan.

"Lepaskan aku! Ini sakit!"

"Diam!" Teriak Dai kesal melepaskan pergelangan tangan Sakura, dan tanpa diduga sebelumnya, Dai mendorong punggung Sakura dengan keras yang membuatnya tersungkur hingga lengannya tergores pecahahan kaca yang berserakan dilantai.

"Argh! Sial!" Ucap Sakura pelan menggigit bibir bawahnya menahan sakit di kedua lengannya, kedua matanya memicing saat ia melihat potongan kaca yang memiliki ukuran cukup besar tergeletak tepat didepanya. Dengan cepat Sakura mengambil kaca itu untuk ia jadikan senjata.

Sakura bangun dari posisi tersungkurnya menjadi duduk dan berbalik menatap Dai yang saat ini tengah menyeringai. Sakura mengerutkan keningnya saat ia melihat ekspresi wajah Dai, ada sedikit perasaan takut yang menyelimuti Sakura saat ini, sampai-sampai ia memundurkan tubuhnya perlahan.

"Kau tahu, melihat ekspresi mu saat ini mengingatkanku pada Fumiko," ucap Dai seraya jongkok mensejajarkan dirinya dengan Sakura.

"Dia ketakutan, bahkan sampai menangis dan memohon kepadaku," ucap Dai menyentuh pipi kanan Sakura yang langsung ditepis.

"Kau juga seharusnya melakukan hal yang sama, maka setelah itu, aku akan memberikanmu kenikmatan yang tidak akan pernah kau lupakan, jadi saat kau mati nanti, kau tidak akan terlalu sedih," ucap Dai menyeringai yang membuat sekujur tubuh Sakura gemetar.

"Bagaimana? Ayo memohon padaku," ucap Dai yang kembali mengelus pipi kanan Sakura.

"Aku tidak akan melakukannya!" Ucap Sakura langsung menggores wajah Dai menggunakan pecahan kaca yang ia genggam.

"Argh!!" Teriak Dai memegang wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Perempuan sialan!!"

Sakura segera bangun dari posisi duduknya, kedua matanya terus menatap Dai yang saat ini tengah berteriak kesakitan, perlahan, Sakura bisa melihat darah mulai mengaliri kedua tangan Dai.

Sakura memundurkan langkahnya namun terhenti saat ada dua orang yang memegang kedua tangannya di sisi kanan dan kiri. Seketika, Sakura langsung menoleh dan terkejut saat mendapati dua orang laki-laki berperawakan besar dengan wajah keduanya dipenuhi bekas luka sayatan.

"Apa kau tersesat, Nona?" Tanya pria di sisi kanannya dengan senyum mengerikan yang terpatri di wajahnya.

"Kami bisa menunjukkan jalan untukmu," ucap pria di sisi kiri Sakura yang membuat Sakura menoleh.

Raut ketakutan terpancar jelas di wajah Sakura, ditambah Dai sekarang mulai berdiri dan memperlihatkan wajahnya yang dipenuhi dengan darah.

"Wow, Dai, itu akan menjadi luka yang sangat bagus, benar, Ichigo?" Tanya laki-laki di samping kiri Sakura seraya menatap rekannya yang mengangguk.

I Can Hear Your Steps 2Where stories live. Discover now