Chapter 19 || Great offer?

1.7K 134 15
                                    

Chicago, Amerika serikat Illinois.

Chicago, Amerika serikat Illinois

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Ⓢ︎Ⓔ︎Ⓒ︎Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓣ︎ Ⓜ︎Ⓤ︎Ⓡ︎Ⓓ︎Ⓔ︎Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓡ︎

"Sempit sekali negara ini," ucap Vallen yang nyatanya berbanding terbalik dengan kenyataan.

"Males banget kalau harus ketemu dengan mereka," ucap Vallen dengan sinis. Ia masih tidak terima diperlakukan seperti itu oleh Julie dan orang-orang tadi.

Ya... Walaupun semuanya tidak salah. Tapi, baginya harga diri lebih ia utamakan daripada yang lain. Ia juga bukan orang yang kekurangan.

Vallen memilih untuk duduk di bangku panjang dekat dengan taman di sekitar tempatnya berada saat ini. Lalu, ia mulai membuka tas kecilnya dan mengambil sebuah ponsel. Jarinya mulai menari-nari di atas layar kaca itu dan sesudahnya ia memutuskan untuk menelepon seseorang.

"Hallo?" ucap orang diseberang telepon.

"Come here quickly. I don't want to wait," ucap Vallen dengan nada dingin.

"Kau—"

Tut!

Tanpa menunggu orang yang diteleponnya menyelesaikan perkataannya, ia pun segera menutup sambungan telepon tersebut.

Menghela nafas sebentar kemudian ia melihat sosok yang sangat dikenalinya dari kejauhan. Sepertinya orang itu melihatnya? Vallen berdecak kesal kemudian mengetikkan sebuah pesan singkat di ponselnya dan mengirimnya pada seseorang.

"Aku sangat kesal melihat orang-orang itu," sinis Vallen.

Tak lama kemudian, sesuai dugaan Vallen, orang yang tadi ternyata benar-benar menghampirinya. Vallen tidak ingin langsung melihatnya dan ia lebib memilih untuk menatap lurus ke depan.

"Kau mengingkari janjimu?" tanya orang itu dengan datar.

Valle menoleh dan menatap sekilas orang itu. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap sang lawan bicara.

"Sungguh? Aku?" tanya Vallen dengan suara yang sedikit angkuh.

"Aku tau semuanya."

"Sure? Dan aku juga tahu semuanya, Mr. Adzriel."

Adzriel terdiam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya. Saat Adzriel hendak berbicara, ternyata Vallen lebih dulu membuka suara.

"Kau mengawasinya, dan kau pasti tahu semuanya. Ya, aku tahu dimana letak cctv berbentuk microchip itu," ucap Vallen yang membuat Adzriel tersenyum miring.

SECRET MURDERER Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt