Chapter 22 || looking for it

1.1K 93 0
                                    

Anyeong!

Jangan lupa sebelum baca pencet tombol bintangnya dulu. Komen di setiap paragraf.

Thanks

Happy Reading<3

Ⓢ︎Ⓔ︎Ⓒ︎Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓣ︎ Ⓜ︎Ⓤ︎Ⓡ︎Ⓓ︎Ⓔ︎Ⓡ︎Ⓔ︎Ⓡ︎

Adzriel saat ini seperti orang mendekam dalam penjara secara sukarela. Bagaimana tidak? Sudah sejak kemarin ia tidak keluar dari ruang kerjanya. Rendy yang mulanya hendak meninggalkan bos nya pun, harus mengurungkan niatnya.

Terlebih lagi Adzriel belum makan apapun selain minum kopi yang tentu saja tidak bagus untuk kesehatan.

"Bos, boleh saya bantu?" tawar Rendy untuk kesekian lainnya.

"Apa yang mau kau bantu?" tanya Adzriel tanpa menatap sang lawan bicara.

"Apapun."

Adzriel menghela nafas panjang kemudian ia kembali fokus pada pekerjaannya yang berada di dalam benda kotak persegi panjang di depannya.

"Kau tahu dimana nona Vallen?" Sangat mendadak, membuat Rendy terkejut mendengar pertanyaan dari atasannya itu.

"Saya sudah melacak keberadaannya. Namun, setelah pertemuan bos dan dia kemarin, saya langsung kehilangan koneksi."

"Menghilang?" Adzriel mengerutkan keningnya, ia tak pernh selama ini kehilangan seseorang jika sedang mengawasinya. Terlebih ini hanya seorang gadis mantan modelnya.

"Kau benar-benar sudah berusaha menemukannya?" tanya Adzriel sekali lagi.

"Ya, saya juga lupa kalau kita tidak tahu persis latar belakangnya," ucap Rendy.

******

Rapat hari ini telah selesai dengan sukses. Jake Effendy Ramirez (Ayah Adzriel) telah berhasil kembali menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan Rodriguez.

Dalam rapat kali ini yang hadir adalah Johan, Vallen, Jake, dan sekretaris serta orang kepercayaan masing-masing.

Keluarga Ramirez bukan hanya berkecimpung di dunia hukum tapi juga dalam dunia bisnis. Bahkan, perusahaan mereka sudah sampai keluar negeri.

"Terimakasih anda telah menjalin kerjasama kembali dengan perusahaan saya," ucap Jake sambil menjabat tangan Johan dan Vallen.

Setelah mereka berjabat tangan Vallen menatap Jake dengan intens dengan tatapan yang sulit diartikan. Jake tidak mengerti kenapa cucu keluarga Rodriguez tersebut menatapnya.

Jake berdehem yang membuat Vallen langsung menyunggingkan seringaian tipisnya. Entah apa maksudnya, kemudian Vallen memalingkan wajahnya menatap sang kakek.

"Kalo begitu rapat kali ini selesai. Silakan kalian boleh pergi," ucap Johan yang langsung dituruti oleh beberapa orang dalam ruangan rapat tersebut.

"Kalo begitu saya pamit dulu, Tuan Johan." Jake melangkahkan kakinya untuk keluar ruangan tersebut.

Namun, sebelum itu Vallen berucap, "Mr. Jake."

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now