Chapter 02 || Modelling Agency

4K 164 3
                                    

Adz'r Agency | 11.10 AM

10 AM

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Wellcome to the hell."

Seringaian tipis tercetak di sudut bibir pria berumur 25 tahun itu. Tatapannya yang tajam berhasil membuat jantung sang lawan bicara berdegup kencang. Empat mata yang saling bertatapan membuat siapa saja merasa kalau keduanya sudah saling mengenal. Mungkin?

"Ah, kau pasti bos nya disini kan?" ucap gadis itu sambil menatap ke arah Rendy yang sedang berdiri sambil bersedekap dada dan mengabaikan ucapan Adzriel.

Rendy menaikkan sebelah alisnya, bingung. Kemudian, ia memberi tatapan seolah mengarahkan pada Adzriel.

Gadis itu cukup terkejut. Hal yang ia takutkan ternyata terjadi. Hei! Orang ini adalah pria yang sempat bermasalah dengannya kan pagi tadi?

"Ekhmm..." Deheman Adzriel membuat gadis itu langsung tersadar.

"Emm... Hallo, Sir?" sapa gadis itu dengan kikuk yang membuat ia terlihat bodoh sekarang.

"Apakah begini caramu memperkenalkan diri?" tanya Adzriel pada gadis itu. Sepertinya gadis ini tidak punya tatakrama yang baik?

"Ma-maaf, Tuan." Gadis itu merutuki kebodohannya sekarang. Bagaimana bisa ia melakukan hal bodoh seperti tadi? Lagipula pria di depannya ini adalah orang yang akan berpengaruh di kehidupannya nanti. Ya, setidaknya bukan sekarang.

"Sudahlah, tidak penting."

"Aku Vallen-"

"Vallen Flavia R. seorang mahasiswi lulusan terbaik tahun ini. Right?" Vallen cukup kaget mendengarnya. Bagaimana pria di depannya ini mengetahui namanya? Ia saja belum memperkenalkan diri, bahkan menyerahkan data diri saja belum.

"Ya, Tuan."

"Jadi?"

"What?" Vallen bingung pria di depannya ini berbicara tentang apa. Apa otaknya kurang berkembang selama ini?

Tapi, tatapan intimidasi dari pria itu berhasil membuat Vallen khawatir. Apalagi kalau ia salah bicara kan?

Vallen harus tenangkan diri saat ini. Ia tahu kalau pria di depannya ini bukanlah orang biasa, pria ini mempunyai aura berbeda dan tatapan tajam yang menusuk masuk retina.

"What's your purpose here?" Bukan Adzriel yang berkata. Melainkan Rendy.

Rendy tahu bos-nya ini adalah orang yang tidak suka mengulang pembicaraan dan menjelaskan sesuatu.

"Ingin ikut seleksi jadi model. Aku dengar agensi ini telah membuka lowongan," ucap Vallen dengan sopan. Ya, sepertinya ia harus mengubah perilakunya pada pria di depannya ini.

Ia tidak ingin kalau gagal menjadi bagian dari agensi ini. Selain agensi ini adalah yang paling terkenal dan ternama, ia juga punya tujuan lain untuk bergabung.

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now