Chapter 01 || Mafia in Chicago

6.2K 241 7
                                    

Chicago, Amerika Serikat Illinois || 07.12 AM

Sang surya sudah bersinar di ufuk timur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sang surya sudah bersinar di ufuk timur. Mentari sudah memancarkan semburat cahaya lagi setelah hilang ditelan gelapnya malam.

Pagi yang indah, seorang gadis baru saja selesai dengan berbagai ritual paginya. Setelan baju yang terlihat mewah ditubuhnya berhasil membuat siapa saja terpesona.

Mengawali hari dengan menonton televisi adalah suatu kebiasaannya. Remote televisi yang semula terletak di atas nakas kini sudah beralih ke tangannya.

Berita yang sama selalu ditayangkan setiap bulan pada pagi tanggal 21. Yaitu, berita tentang kasus pembunuhan yang selalu terjadi di tanggal tersebut. Diperkirakan waktu pembunuhan terjadi adalah saat malam hari tepat pada pergantian hari.

"Bosan sekali berita seperti ini selalu muncul," ucap sang gadis berusia 20 tahun itu.

"Kau sudah tahu berita ini akan muncul. Kenapa masih saja menontonnya?" ucap seseorang yang tiba-tiba saja datang menghampirinya.

"Aku cuma penasaran siapa lagi yang akan jadi korban," ucap gadis itu.

"Kau penasaran? Sulit dipercaya," kekehnya. "Memang siapa lagi korbannya?"

"Cih... Kau juga ingin tahu," cibirnya. "Korbannya kali ini seorang pengacara terkenal," ucap gadis itu sambil memperbaiki tatanan rambutnya.

Vallen Flavia R. begitulah nama gadis yang sedang berbicara itu. Ia adalah orang yang ramah, lembut namun tegas. Vallen adalah seorang mahasiswi lulusan terbaik jurusan Psikologi di universitas Chicago. Tidak heran kalau ia lulus dengan sangat cepat dibandingkan waktu yang diperkirakan.

"Oh," respon orang itu dengan nada yang sangat menjengkelkan ditambah kepalanya ia angguk-anggukan.

"Kau membuatku kesal, Ray."

Raymond Rodriguez, begitulah namanya. Ia adalah paman Vallen yang berbeda umur 5 tahun. Sebut saja seperti seorang kakak? Satu fakta lagi, ia adalah anak angkat dari Kakeknya Vallen. Raymond adalah orang yang selama ini membantu menjaganya dari kecil sampai sekarang. Sifatnya yang tengil dan mengesalkan membuat Vallen merasa muak melihatnya.

Akan tetapi, itu hanya berlaku pada Vallen. Sedangkan Raymond akan bersikap tegas, bijaksana, dingin dan kaku pada orang lain.

"Don't be angry. Soon you will be late," ucap Raymond sambil memperhatikan jam tangan yang melingkar di pergelangannya.

Vallen tidak menghiraukan ucapan Raymond. Ia memilih untuk langsung pergi dari hadapan pria itu.

"Untung kau keponakanku," gumam Raymond sembari menabahkan diri.

******

"Pembunuhan," kekeh seorang pria yang sedang menyesap secangkir kopi di pagi hari.

"Rendy," panggilnya pada asisten pribadi sekaligus orang kepercayaannya.

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now