Chapter 31 || My Grandpa birthday

928 83 6
                                    

Allo pren:)

Jangan lupa follow dan vote dulu baru baca. Komennya sekalian ya:)

Jangan lupa follow
IG : @Norhfizzh__
Tiktok : @Nhf.z_

Jika ada typo, mohon bantu koreksi.

Terimakasih🌈

=========HAPPY READING=========


"Val, ini kenapa baju dari kakek susah sekali di pakai?!" gerutu Raymond saat ia mencoba baju yang telah dipesankan Johan untuknya di butik langganan keluarga Rodriguez.

"Ck, kaunya saja yang norak tidak bisa pakai baju yang seperti ini!" ucap Vallove karena merasa terganggu dengan Raymond.

"Tidak usah protes, masih untung kakek pesenin baju buat kau," celetuk Vallen.

"Iya, aku sangat berterimakasih," ucap Raymond dengan senyum yang dipaksakan semanis mungkin.

Kini Vallen, Vallove dan Raymond sedang siap-siap untuk pergi ke acara ulang tahun kakeknya Vallen. Mereka saat ini sedang berada di sebuah ruangan yang berada di dalam mansion keluarga Rodriguez. Tidak heran kenapa mereka bertiga bisa satu ruangan, dikarenakan Vallen. Yap, gadis itu yang meminta mereka untuk tidak kemana-mana.

Tapi, tenang saja di dalam ruangan tersebut sudah ada ruang ganti masing-masing untuk mereka bertiga. Jadi, tidak perlu khawatir untuk hal-hal yang tidak penting.

"Kita datang kesana jam berapa?" tanya Vallove pada Vallen.

"Ray, menurutmu kapan?" tanya Vallen pada Raymond.

"Acara puncak," ucap Raymond dengan santai.

"Hah?" bingung Vallen.

"Aku tahu kau tidak begitu suka pesta seperti ini, makanya aku akan sarankan untuk datang saat acara puncak," jelas Raymond.

"Baiklah, akan aku siapkan mobil," ucap Vallove.

"Untuk apa kau menyiapkannya, Ve?" heran Vallen.

"Kenapa? Ada masalah?"

"Ck, kalau kau mau pakai mobil, kau bisa minta siapkan para bodyguard yang ada di luar sana. Kenapa harus merepotkan diri sendiri?"

Vallove seketika tercengir, ia baru ingat bahwa keluarga Vallen selalu menyediakan pelayan dan bodyguard di setiap sudut mansion ini. Yah, mungkin ini kebiasaannya karena sering mandiri untuk menyiapkan segala sesuatu seorang diri.

Begitulah tuntutan kerja menjadi seorang agen FBI. Andai saja ia bisa lebih santai sudah pasti Vallove akan banyak menghabiskan waktu bersama Vallen ketimbang harus bekerja menyelidiki kasus yang seperti tidak ada ada ujungnya.

"Bantu urus ini, Ray," pinta Vallove dengan senyum kecil yang tercetak di wajahnya.

"Hm, sudah ku urus," ucap Raymond.

"Tapi, aku tak mau naik mobil," ucap Vallen.

"Kau mau naik apa, Val? Kenapa tidak bilang dari tadi?" kesal Vallove.

Vallen tersenyum lebar hingga giginya yang rapi kelihatan. "Kau mau ikut denganku, Ve?" tawar Vallen.

"Tergantung."

Vallen terus tersenyum sedari tadi. Ia menatap Raymond dalam diam. Sedangkan Raymond dan Vallove kebingungan melihat ekspresi Vallen, entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu saat ini.

******


Malam ini sang pemilik perusahaan besar yang selama ini sudah menduduki peringkat atas dalam dunia bisnis telah kembali berulang tahun. Lebih tepatnya ulang tahun yang ke-70.

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now