Chapter 30 || I'm Sorry

922 75 10
                                    

Jangan lupa vote dan komennya guys:)

Thanks All<3

Happy Reading

==================================


Vallen saat ini sedang berada di toilet. Setelah selesai berbelanja tadi, ia langsung saja pergi menuju toilet dan meninggalkan Raymond yang ada di parkiran.

Vallen ke toilet bukanlah untuk buang air atau apapun itu yang berhubungan dengan tempat ini. Tapi, dia hanya ingin menelpon seseorang yang sedari tadi mengganjal di pikirannya. Vallen membuka layar ponselnya dan mulai mencari sebuah nama kontak.

'Mr. Adzriel'

Begitulah nama kontak itu ditulis.

"Hallo?" ucap Vallen saat teleponnya mulai tersambung.

"Ya?" sahut orang yang ada di seberang sana.

"Bolehkah kita bertemu?"

"Sorry, I'm busy."

"Please..." mohon Vallen.

Tut.

Dan sambungan teleponnya pun diputuskan secara sepihak oleh Adzriel.

Vallen menatap nanar layar ponselnya. Apa benar Adzriel sedang sibuk sekarang? Ataukah ini hanya alibinya untuk membalas dendam terhadap Vallen?

"Ck, terpaksa aku harus melacaknya," gumam Vallen dengan ekspresi yang cemberut.

===============

 

"Mengganggu."

"Kau dapat telepon dari nona Vallen, Bos?"

"Hm."

"Dia berbicara apa?"

"Penting untukmu?"

Rendy bungkam tak lagi bertanya-tanya. Adzriel saat ini sedang berada dalam posisi mood yang sangat buruk. Entahlah, ia merasa hari ini sangat melelahkan dan tidak patut untuk dijalani.


"Rendy," panggil Adzriel.

"Ya, Tuan?" ucap Rendy.

"Bagaimana perkembangan tentang pelaku semalam?" tanya Adzriel.

"Aku tidak lanjut menyelidikinya karena sepertinya dia akan sadar jika aku terus mengikutinya," jeda Rendy. "Tapi, aku sudah memasang alat pelacak di mobilnya saat dia berhenti di suatu tempat semalam," jelas Rendy.

"Kau tahu letak mobilnya dimana?"

"Mobil itu ada di sekitar tempat perumahan yang sepi, sepertinya mobil itu tidak diparkir di rumah berpenghuni," tebak Rendy.

"Kalau mobil itu ada pergerakan, segera lakukan tindakan," tegas Adzriel.

"Siap, Bos!"

Tiba-tiba saja suara deringan ponsel menghentikan keduanya. Suara tersebut berasal dari sakunya Rendy. Rendy pun langsung saja meminta izin untuk pergi mengangkat telepon tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian ia pun kembali ke hadapan Adzriel dan berucap, " Bos, ada masalah tentang penyelundupan senjata kita."

"Senjata apa?" tanya Adzriel.

"Senjata api yang berasal dari Maroko."

"Tidak bisa dikirim?"

"Kalau kita tidak cepat-cepat nanganin kasus ini, nanti para anggota Pollox yang ambil alih," ucap Rendy yang membuat Adzriel mengernyitkan keningnya.

SECRET MURDERER Where stories live. Discover now