PART 01 🍒

266K 19.1K 867
                                    

|•Happy Reading•|

Diana menangis dipelukan Mommy-nya, hati Diana benar-benar hancur malam ini, Dea saudara kembarnya meninggal dunia. Terakhir bertemu 2 tahun yang lalu, dan saat itu hubungan mereka sedang tidak baik baik saja.

"Ikhlasin sayang," Ucap Abel dengan mengelus punggung anak bungsunya.

Abel juga sama hancurnya, dia benar-benar tidak menyangka jika dia akan ditinggalkan oleh anaknya untuk yang kedua kali.

Sedangkan Melvin dia hanya diam dengan tatapan yang terus tertuju pada Diana. Jika kalian bertanya apakah Melvin sedih? Jawabannya tentu tidak. Melvin tidak merasa sedih ataupun bahagia saat Dea dikabarkan meninggal dunia, karena saking asingnya Dea bagi Melvin.

Alvan yang sedari tadi menatap Diana langsung berlari kearah Diana lalu memeluk kaki Diana erat, yang ada dipikiran Alvan saat ini Diana adalah Bundanya. Dan Alvan sangat ingin memeluk nya.

"Undaa..." Lirih Alvan dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Sebenarnya Alvan takut Bundanya akan mendorongnya kembali, tapi Alvan benar-benar ingin memeluk Bundanya ini.

Sesaat Alvan terkejut dengan Diana yang tiba-tiba memangkunya, Alvan pikir Diana akan mendorongnya, karena biasanya Dea akan seperti itu.

"Sayang..." Diana menangis dengan memeluk Alvan, Diana tidak tega melihat Alvan yang seperti ini, pasti Alvan sedih jika dia tau kalau Bundanya sudah tiada.

"Undaa hikss, unda ngan malah agi," Lirih Alvan, Alvan benar-benar takut jika Bundanya akan marah kembali.

Diana menangis, begitupun dengan orang-orang yang melihat Alvan. Mereka merasa sangat kasihan pada bocah malang itu. Dari kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, dan sekarang Dea malah pergi untuk selamanya.

"Bunda gak marah sayang, maafin Bunda yaa?" Ucap Diana dengan mengecup kepala Alvan berulang kali.

Alvan menatap wajah sang Bunda dengan lekat, ini pertama kalinya sang Bunda mencium dan memeluknya. Tolong katakan pada Alvan jika ini bukan mimpi, dan kalaupun ini mimpi, tolong jangan bangunkan mimpi Alvan yang sangat indah ini.

"Undaa..."

"Iya sayang? Alvan mau apa hm?" Tanya Diana dengan mengelus rambut Alvan yang sedikit berantakan.

"Al engen cama undaa teyuss! Al engen undaa cayang Al, cium Al, peyuk Al tiap hali... Al engen Undaa!!" Diana menangis mendengar permintaan sederhana Alvan, Alvan benar-benar kekurangan kasih sayang seorang Ibu, begitupun dengan Ayah.

Diana janji akan menjaga Alvan sepenuh hatinya. Dan akan menganggap Alvan sebagai anaknya mulai sekarang.

"Ana, sebaiknya kau membawa Alvan Jalan-jalan." Ujar Melda dengan berjalan kearah Diana dengan air mata yang tidak berhenti. Melda sangat kehilangan sosok Dea, menantunya.

"Apa kata tante Melda benar An, sebaiknya kau membawa Alvan keluar. Sepertinya Alvan butuh waktu untuk berdua denganmu." Sahut Daniel dengan menatap putri bungsunya. Dan Diana bisa melihat jika Daddy tengah menahan tangis.

Diana menatap Alvan yang kini tengah bersandar didadanya.

"Baiklah." Ucap Diana.

"Revan, kau tetap disini!" Belum sempat Revan angkat bicara, Daniel sudah lebih dulu memotongnya.

Mau tidak mau Revan menurut.

***

Kini Alvan tengah duduk di pangkuan Diana dengan meminum susu kotak yang tadi sempat Diana beli di supermarket.

"Unda..."

"Iyaa Sayang?" Tanya Diana dengan mengelus rambut Alvan lembut.

"Undaa ndak malah aagi cama Al kan?" Tanya Alvan dengan menundukkan kepalanya.

Diana mengelus punggung Alvan dengan lembut, "Enggak sayang, Bundaa gak marah sama Alvan."

"Benelan?"

"Bener sayang, Bunda sekarang sayang sama Alvan! Maafin Bunda ya dulu," Ucap Diana dengan mengelus pipi gembul milik Alvan.

Alvan tersipu malu, lalu memeluk Bundanya erat. Alvan belum terbiasa dengan sifat Bundanya sekarang, tapi dia senang dengan sifat Bundanya yang sekarang. Dan Alvan harap Bundanya akan selalu bersikap manis.

"Al celalu cayang unda! Al ndak malah cama unda, kalena unda ndak pelnah calah." Balas Alvan dengan menatap wajah cantik Bundanya.

"Kamu anak yang baik sayang," Sahut Diana.

Alvan tersenyum lalu menyenderkan kepalanya didada Diana, sangat nyaman.

'Tuhan Al ceneng.' batin Alvan.

___

(Alvano Grissham Abraham) Imut banget kan ya?😩🧡

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

(Alvano Grissham Abraham)
Imut banget kan ya?😩🧡

MAS DUDA (SELESAI✔)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora