PART 15 🍒

128K 9.5K 377
                                    

Tandai jika ada typo.
_

Melvin dan Diana tengah memperhatikan Mona serta Bi Rum yang tengah mendudukkan kepalanya sembari menangis dan Melvin muak melihat itu. Apalagi melihat Mona, bayangan semalam dimana Mona berprilaku Jalang kepadanya membuatnya Jiji pada wanita muda itu.

"Saat ini kau beruntung Mona karena Ana membantumu," Ucap Melvin.

"Tapi aku akan tetap memecatmu!" Lanjut Melvin yang dapat gelenga dari Mona.

"Tuan, saya mohon jangan pecat saya," Ujar Mona dengan menatap Melvin sendu. Tapi bukannya Melvin merasa iba dia bahkan semakin membenci Mona.

"Keputusan saya sudah bulat! Seharusnya kau beruntung karena Bi Rum tidak jadi saya pecat," Ucap Melvin lalu beralih menatap Diana yang tengah mengelus lengannya.

"Kak Mel, udah." Emosi Melvin sedikit mereda mendengar suara lembut milik Diana yang terdengar di indra telinganya.

Melvin kembali menatap Bi Rum. "Bi, tolong bantu keponakan Bibi beres beres!" Ucap Melvin yang dapat anggukan dari Bi Rum.

"Mona, sebelumnya saya berterimakasih karena telah membantu saya dulu. Saya memperkerjakan kamu disini untuk membalas kebaikan kamu. Tapi sekarang saya kecewa atas tindakan kamu kemarin malam!" Ucap Melvin tanpa menatap Mona, jujur Ia benar-benar jiji melihat wajah Mona.

"T-tuan, maafkan saya." Lirih Mona.

"Sayang, ayo kita pergi," Ucap Melvin pada Diana tanpa memperdulikan permintaan maaf dari Mona.

'Satu masalah sudah selesai,' batin Melvin bernapas lelah. Melvin pikir mungkin kedepannya akan lebih banyak lagi masalah yang akan berdatangan kepada hubungannya dengan Diana.
_

Melvin menatap pemandangan di depannya dengan tatapan dingin. Baru saja Melvin ingin bermanja ria dengan Diana tapi selalu saja ada halangan, contohnya sekarang Elion dengan bapa duda-nya tengah berkunjung ke sini.

"Kenapa dengan wajah anda, tuan Melvin?" Tanya Devan dengan menatap Melvin yang kini tengah menatapnya juga.

"Wajah saya selalu seperti ini," Balas Melvin, sedangkan Devan terkekeh sinis.

Berbeda dengan Diana yang kini tengah membujuk Elion. "Sayang, maafin Bunda ya?"

"Unda jaat! Keyapa unda celalu pelgi? Unda ndak cayang El?"

"Ndak! Undaa cuma cayang Al. Iya kan undaa?" Sahut Alvan tiba-tiba dengan memeluk Diana dari sebelah kanan.

"Bunda, sayang Alvan dan Elion, kalian kan anaknya Bunda," Balas Diana dengan mengelus rambut keduanya.

"Belalti El codalaan cama Al?" Tanya Elion dengan menatap sang Bunda polos.

"Iya, kalian sodara. Jadi kalian gak boleh berantem," Balas lagi Diana.

Alvan menatap sang Bunda bingung. "Tapi kenapa Daddy kita beda Undaa?"

"Eh?" Kaget Diana mendengar pertanyaan dari Alvan, lalu Ia menatap Devan dan Melvin yang kini tengah menatapnya juga.

"Kalian mau es krim?" Tawar Diana untuk mengalihkan pertanyaan dari Alvan, sebab ia bingung harus menjawab apa, Alvan masih terlalu kecil.

"Mau unda!" Riang keduanya dengan menatap Diana berbinar.

Huftt

Diana, Devan, serta Melvin bernapas lega.

"Oke, kalian pergi kekamar sekarang untuk ganti baju, nanti bunda nyusul." Ucap Diana yang diangguki keduanya lalu mereka segera berlari kekamar Alvan.

MAS DUDA (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang