PART 16🍒

113K 9.5K 335
                                    

_

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

_

Bugh, bugh, bugh.

"Ssshh... Apa maksudmu Van?!" Tanya seorang pria tampan yang kini sudah terduduk di lantai. Baru saja ia masuk kedalam Mansion sudah dikasih bogeman.

"Anjing lo Dev! Maksud lo apa deketin Ana?" Revan berjalan kearah Devan lalu menarik kerah baju pria itu dengan kasar.

Bugh! Revan kembali melayangkan pukulan kepada Devan.

Devan menyeka darah yang mengalir dari bibirnya. "Ana?" Bingung Devan.

"Gak usah pura-pura bego!" Sentak Revan.

Devan bangkit lalu menatap Revan dingin. "Aku memang tidak tau. Ana mana yang kau maksud?"

"Diana... Lo berniat merebut calon istri gue Dev?!" Marah Revan.

Revan tidak sengaja mendengar pembicaraan Papahnya dengan Devan semalam, saat sang Papah menelpon kakaknya, Devan. Bahwa Devan sedang mendekati anak dari Daniel yang tak lain Diana, pujaan hatinya.

"Dian--ah calon ibu dari anakku maksudmu?" Sinis Devan dengan menatap Revan yang kini tengah menahan amarahnya.

"Jauhin dia, sialan!" Murka Revan.

"Kenapa begitu? Bukannya kau bukan siapa-siapa, Ana." Balas Devan santai. Tidak taukah adiknya itu jika Diana sudah memiliki kekasih. Tapi bukan Devan namanya jika tidak bisa memiliki seseorang yang sudah diklaim-nya.

"Dia calon istri gue!" Tekan Revan dengan menatap Devan penuh permusuhan.

"Lihat nanti, Revan." Ujar Devan yang langsung pergi meninggalkan Revan dengan emosinya.
_

Diana menghela napasnya lelah, Alvan dan Elion baru saja diam sekarang ditambah Melvin yang merajuk.

"Kak," Panggil Diana yang tidak mendapat balasan dari Melvin.

"Kak, bukan maksud aku nolak. Dea baru meninggal beberapa bulan," Ujar Diana dengan meraih pergelangan tangan Melvin.

Melvin membalikkan badannya kearah Diana. "Maaf aku egois, aku hanya ingin terikat denganmu, Ana."

"Aku sudah tidak mencintai Revan jika itu ketakutan kak Melvin." Diana berucap dengan menangkup wajah Melvin agar menghadap kearahnya.

'Tapi aku takut, An.' batin Melvin menatap Diana sendu. Melvin sangat takut jika suatu saat Revan datang dan menumbuhkan rasa yang sudah hilang di hati Diana untuk lelaki muda itu. Itupun jika Diana sudah tidak mencintai-nya, bagaimana jika dia masih mencintai Revan?

Melvin menurunkan tangan Diana lalu menggenggam-nya erat. "Aku takut, An." Lirih Melvin.

"Oke fine. Nanti kita bilang soal hubungan kita pada mereka." Pasrah Diana.

'Maaf aku egois, An. Tapi aku ingin lebih cepat dari Revan.' batin Melvin.

"Maaf ya aku egois," Melvin berucap dengan   mengecup tangan Diana lembut.

Diana mengangguk mengerti. "Gakpapa kak,"

Flashback..

"Tuan, lebih baik anda makan terlebih dahulu." Dion berucap dengan menatap bos-nya khawatir. Bagaimana tidak, sejak semalam Melvin belum makan ataupun minum.

"Tidak usah, kita langsung ke kantor saja." Balas Melvin.

"Tuan, wajah Anda terlihat pucat, lebih baik isi perut terlebih dahulu," Dion berusaha untuk membujuk Melvin yang sangat keras kepala.

"Kau cerewet!" Sinis Melvi.

Dion menundukkan kepalanya. "Maaf Tuan,"

"Ck! Bilang saja kau yang lapar Dion. Cepat kita ke Resto!" Melvin langsung berjalan mendahului Dion.

"Tuan, M-maksud saya buk--"

"Cepat Dion! Saya tidak punya banyak waktu," Potong Melvin lalu ia masuk kedalam Mobil miliknya.
_

Melvin memakan makanannya dengan tidak nafsu, ia tiba-tiba merindukan Diana. Tapi apakah Diana merindukan-nya juga?

"Tuan, apakah makanan-nya tidak enak?" Tanya Dion saat melihat raut wajah Melvin yang tidak mengenakan.

"Biasa saja," Balas Melvin.

"Kalau tidak enak saya akan menyuruh pelayanan untuk menggantinya." Ujar Dion.

"Tidak usah! Lebih baik kau diam dan makan makananmu," Ucap Melvin yang langsung diangguki Dion.

Dahi Melvin menyerit ketika seseorang dimeja belakang menyebut nama Ana.

"Kau benar-benar ingin menikahi putri Daniel?"

"Iya Pah, aku sangat mencintai Ana." Balas pemuda tampan itu.

"Papah terserah mu saja," Balas pria paruh baya itu dengan menyesap rokoknya.

"Setelah lulus aku akan melamarnya. Aku yakin Ana tidak akan menolak karena dia sangat mencintaiku," Kekeh pemuda tampan itu.

"Baiklah-baiklah, semoga berhasil." Balas pria itu lalu tertawa.

Jantung Melvin langsung berdetak cepat kala mendengar percakapan dua orang tersebut. Ia tidak bodoh , ia tau siapa pemuda tampan itu. 'Bagaimana ini?'

 'Bagaimana ini?'

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Baby Al♡´・ᴗ・'♡

Btw makasih yang udah vote sama komennya🧡🧡

MAS DUDA (SELESAI✔)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant