PART 07🍒

159K 12.8K 314
                                    

Devan tengah menenangkan Elion yang sedang menangis. Dari kemarin Elion selalu menanyangkan tentang sang Bunda yang tinggal dimana.

"Udah dong sayang," Ucap Devan dengan mengelus rambut Elion lembut.

"Yah undaa ndak cayang El?" Tanya Elion dengan mata sembab nya akibat terlalu lama menangis.

Devan menggeleng tanda tidak setuju dengan ucapan Elion. "No! Bunda sayang sama Elion," Devan berucap dengan mengecup pipi merah Elion.

"Tapi tadi unda pelgi, hiks."

"Nanti kita ketemu Bunda. Tapi El harus berhenti nangisnya. Kalau enggak nanti Bunda gak mau ketemu El," Ucap Devan.

"El ndak nangis lagi kok, hiks." Ujar Elion dengan mengelap air matanya yang tidak berhenti turun.

Devan terkekeh geli, "Itu kok nangis?" Ledek Devan.

"Iiihh c-enapa t-tulun teluss, hikss. Aaa Ayah ail matanya ndak belhenti t-tulun." Ucap Elion dengan sesegukan.

Devan jadi tidak tega meli itu, lalu dia membawa Elion kepangkuannya. Lalu mengecup mata dan pipi Elion bergantian. "Ayah janji akan bawa Elion ke Bunda. Tapi Elion gak boleh sedih lagi. Kalau Elion sedih, nanti Bunda juga sedih. Elion mau liat Bunda sedih?" Elion menggeleng. "Ndak! El ndak mau Undaa cedih!" Lalu Elion mengelap air matanya dengan kasar dan menatap sang Ayah dengan tersenyum tipis.

"Nah kan jadi ganteng kalau senyum gini," Ucap Devan.

"Tapi Ayah anji ya bawa Unda puyang?!"

"Ayah janji!" Balas Devan.

***

Melvin hanya menatap Alvan dengan tatapan dinginnya. Sekarang Alvan tengah menangis karena tidak mendapati Diana disebelahnya.

"Alvan berhenti menangis!" Ucap Melvin, dan bukannya berhenti Alvan malah semakin histeris.

"Undaaa...." Jerit Alvan.

Melvin menghela napas kasar. Dia tidak tau harus berbuat apa. Menelpon Diana? Melvin tidak ingin mengganggu gadis itu. Apalagi sekarang sudah menunjukkan pukul dua malam.

Sedangkan Bi Rum yang ada disebelah Melvin menatap Alvan iba. Tadi Bi Rum sempat menenangkan tuan mudanya, tapi Alvan tidak mau berhenti. Alvan hanya ingin Diana. Itu saja.

Bi Rum sedikit gemas dengan tingkah cuek Melvin. Bukannya memberi pelukan dan memberikan kata kata penenang, Melvin malah menatap Alvan tajam dan berkata dengan ketus.

"Tuan sebelumnya saya minta maaf. Sebaiknya Tuan memberikan pelukan atau kata kata penenang untuk tuan muda. Agar tuan muda sedikit tenang." Ucap Bi Rum memberanikan diri.

Melvin menatap Bi Rum dingin, "Bukankah tadi kau melakukannya juga? Dan dia tetap tidak berhenti."

"Saya yakin jika Tuan yang melakukannya, Tuan muda akan sedikit tenang." Balas Bi Rum.

"Keluar!" Titah Melvin pada Bi Rum.

"T-tu--"

"Saya bilang keluar!" Sentak Melvin.

MAS DUDA (SELESAI✔)Where stories live. Discover now