P R O L O G

28.4K 865 18
                                    

Kaki jenjang yang beralaskan high heels merah, senada dengan warna kutek yang menghiasi jari-jari lentik tangannya itu berjalan dengan penuh amarah, menghampiri objek yang menjadi biang dari rasa marahnya saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaki jenjang yang beralaskan high heels merah, senada dengan warna kutek yang menghiasi jari-jari lentik tangannya itu berjalan dengan penuh amarah, menghampiri objek yang menjadi biang dari rasa marahnya saat ini.

"M-maaf Mommy ... aku nggak sengaja ...," cicit bocah laki-laki betubuh kecil itu menunduk takut akan kemarahan ibu sambungnya.

Plak!

"Alasan! Kamu tau vas itu harganya berapa?! Memangnya kamu bisa ganti, hah?!" teriaknya marah, kedua alis yang terukir nyentrik itu menukik tajam, menatap garang bocah berumur tiga belas tahun yang tengah menunduk memegangi pipinya yang terasa sakit akibat ditampar oleh ibunya.

Adalah Derana Gangga Mirabelle, wanita muda yang sudah empat tahun ini menjadi bagian dari keluarga Jayden Rodriguez, ibu tiri dari ketiga kembar bersaudara non identik, yaitu Jansen, Jean, dan Raiden.

"M-maaf Mommy ...," cicit Raiden, masih berusaha meminta maaf, walaupun permintaan maaf itu tak berarti apa-apa, karena ibu tirinya bukanlah tipikal wanita berhati baik yang pemaaf.

"Maaf, maaf. Ikut saya! Biar saya beri pelajaran kamu!"

Tak menghiraukan permintaan maaf anak angkatnya, wanita itu menarik paksa lengan kecil bocah laki-laki itu, membuat sang empu yang ditarik terkejut, berusaha memberontak dan memohon ampun.

"Ampun Mommy ... jangan pukul Raiden ... hiks, ampun ...," isak bocah itu mulai menangis, membuat kedua kakaknya yang tak sengaja melihat itu pun segera mendekat, mencegah ibu tirinya untuk memukul adik kecil mereka.

"Mommy jangan sakitin Raiden!" mohon salah satu dari mereka, mencoba melepaskan tangan wanita itu dari lengan adiknya yang kini sudah terisak menangis.

"Minggir! Nggak usah ikut campur! Kamu mau saya pukul juga?!" sentak wanita itu, mendorong bocah bernama Jean tadi hingga mundur beberapa langkah.

Melihat adiknya diperlakukan seperti itu membuat hati Jansen terasa sakit, si sulung dari tiga kembar bersaudara itu, turut membantu adik-adiknya meskipun sia-sia, ia tak ingin adiknya dipukuli lagi.

"Mommy jangan pukul Raiden lagi, Raiden nggak sengaja, kalau mau, Mommy boleh pukul Jansen, tapi jangan Raiden sama Jean ...," ujarnya menahan tangan wanita berkutek merah itu.

Siapa sangka jika celotehan berisik itu membuat Dera semakin marah. "Berisik! Adilnya kalian semua saya hukum! Jangan harap buat dapet jatah makan hari ini!" serunya, menarik lengan Jansen dan Jean, menyeretnya bersama Raiden. Kemana lagi jika bukan gudang?

Berontakan dan teriakan dari ketiga anak itu seolah sama sekali tak bisa menembus gendang telinganya, dengan tak berperasaannya ia melempar ketiga tubuh kecil itu hingga sama-sama membentur tembok dengan keras. Membuat ketiganya meringis sakit.

"Dengar ya, anak iblis, sampai saya tau kalian kabur lagi dari sini, maka jangan harap kalian bisa tidur di dalam rumah malam ini," ucapnya telak, menatap tajam ketiga bocah yang meringkuk takut di depannya.

AffectionWhere stories live. Discover now