BAB DUA PULUH SATU

8.4K 709 18
                                    

Now Play : Minefields Faouzia
ft John Legend

***

Mengusap pelupuk mata dan pipinya yang basah, Dera mengambil napas dalam lantas membuangnya perlahan. Liquid bening kembali mengalir ketika ia memejamkan mata, sekuat apapun ia menahan dan meyakinkan dirinya untuk tidak menangis, air matanya justru terus berjatuhan tanpa izin. Rasanya benar-benar menyesakkan ketika orang yang ia percaya dan sayangi justru menghianati dirinya seperti ini.

"Siapa yang menelepon sepagi ini, Jay?"

"Klien. Saya ada urusan mendadak, katakan pada anak-anak jika saya tidak bisa ikut sarapan pagi ini."

"Klien? Bukankah ini hari libur, lalu ada urusan mendadak apa sepagi ini?"

"Tidak bisa saya jelaskan, saya harus pergi sekarang."

"Kamu ganti parfum ya? Parfum kamu ... baunya aneh."

"Tidak, saya sempat berdesakan dengan karyawan di lift sore tadi karena lift pribadi saya masih dalam perbaikan, mungkin karena itu baunya menjadi aneh."

"Kamu membeli sesuatu dari toko perhiasan, Jay?"

"Darimana kamu— oh, itu, iya, sebagai hadiah sekaligus permintaan maaf untuk teman saya karena saya tidak bisa datang ke pesta pernikahannya. Memangnya kenapa?"

Dari aneh dan tidak biasanya sikap Jayden beberapa bulan ini, Dera memang menyadari akan adanya sesuatu janggal yang terjadi, namun bodoh sekali karena ia masih tetap berusaha berpikir positif dan menyangka jika semua itu memanglah normal.

Menganggap semuanya akan baik-baik saja, padahal hubungan mereka berada di ujung jurang.

Sedikit terkejut, Dera segera menghapus sisa air mata di pipinya tatkala sayup-sayup terdengar langkah kaki yang diselingi obrolan kecil. Bangkit dari duduknya, Dera menghampiri arah datangnya suara itu, namun langkahnya memberat dan terhenti begitu netranya menangkap pemandangan yang tak mengenakkan hati.

Ada Jayden, pria itu tak pulang sendiri, melainkan bersama seorang perempuan cantik bersoflens hijau yang nampak tertawa pelan, sembari merangkul lengan kiri Jayden.

Menatap nanar kedua insan itu, kaki Dera terasa lemas, ia tak percaya jika Jayden berani membawa pulang perempuan lain, dan bahkan seperti tanpa dosa mereka tertawa mesra bersama.

Menyadari eksistensi sang istri, Jayden tersenyum kecil, menoleh pada perempuan yang berada di sampingnya.

"Kebetulan sekali kamu sudah ada di rumah, saya ingin memberitahu sekaligus memperkenalkan seseorang pada kamu, Dera," ujar Jayden dengan begitu santai dan tenang, kembali menoleh pada perempuan cantik yang kini tengah tersenyum padanya itu.

"Ini Maudy, calon istri sekaligus ibu baru untuk anak-anak saya," ujar Jayden lagi, dengan wajah setebal tembok ia memperkenalkan perempuan bernama Maudy itu pada istrinya.

Meneguk ludah dan mengatupkan rahang, Dera mengepalkan tangan, masih belum berniat untuk membuka suara.

"Derana? Senang bertemu dengan kamu, saya Maudy, calon istri baru Jayden," sapa Maudy, mendekat dan mengulurkan tangannya pada Dera, mengulangi perkenalan.

Alih-alih menyambut uluran tangan itu, menatap wajahnya saja Dera tidak sudi, dengan tangan yang masih terkepal di samping badan, Dera menatap Jayden. "Kenapa ... kenapa kamu tega lakuin ini, Jay? Apa setidak ada harganya itukah pernikahan kita di mata kamu?" tanya Dera dengan suara rendah, berusaha mengatur napas dan emosinya.

AffectionWhere stories live. Discover now