BAB TUJUH

9.3K 773 0
                                    

Selepas menggembalikan nampan tadi ke dapur, Dera melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang empuk lalu merenggangkan otot-ototnya, padahal tak ada pekerjaan berat yang ia lakukan hari ini, namun entah kenapa tubuhnya terasa lelah.

Membuang napas pelan, Dera mengambil buku yang berada di bawah meja, buku yang sempat ia baca tadi, buku itu ia beli beberapa hari lalu di waktu yang sama ketika ia bertemu dengan Jessy. Meletakkan sejenak buku yang telah ia ambil, Dera beralih pada ponselnya.

Untuk memeriksa, barangkali ada pesan penting yang masuk, ternyata Jayden mengirim pesan, menanyakan apakah Jean sudah meminum obatnya. Usai membalas pesan itu, perhatian Dera beralih pada nama kontak yang tersemat paling atas— Dera tidak tahu sejak kapan, mungkin sejak dulu sebelum ia kecelakaan dan hilang ingatan.

Kontak itu adalah milik Jessy, ada beberapa pesan yang dikirimkan perempuan itu padanya.

Kamu di butik hari ini?
Let's have lunch together
I can't stop thinking about u, dang, I miss u again :(

Sorry :(
Mungkin lain kali, Essy, aku di rumah
hari ini, anakku sakit

Gosh, sad to hear that ☹️
Honestly, Mira, aku masih belum terbiasa dengan kamu yang sekarang
I think, it's very different, maybe 99,9% than before
Kamu lebih lembut dan keibuan sekarang, but I feel glad to you

Sepertinya, cuma kamu yang kenal aku sampai benar-benar sejauh itu ya, Sy?

Yeah, ofc.
We r best friend. Nanti ketika bertemu, aku akan cerita banyak tentang diri kamu dulu
Aku nggak mau ngoceh di ketikan begini
Semoga anak kamu cepat sembuh ya, Mira, I can't wait to meet u & feel ur warm hug again

Thank you, this virtual warm hug for u,
Essy ⊂((・▽・))⊃

HAHAHA, LOL
This is so cute

Ofc 🤣

Dera tertawa sendiri ketika melihat emotikon peluk yang ia kirimkan pada Jessy, hanya dengan bertukar pesan dengan sahabatnya itu saja sudah mampu membuat suasana hatinya membaik. Betapa beruntungnya Dera dulu juga sekarang, memiliki sahabat sebaik dan seasik ini.

Meletakkan ponselnya, Dera kembali fokus pada buku yang hendak lanjut ia baca tadi, kedua bola mata cantik itu bergerak-gerak, bergulir membaca tiap paragraf di dalam buku, memahami dan mengangguk-angguk dengan serius. Hingga beberapa jam kemudian, matanya mulai lelah, mengerjap pelan sebelum akhirnya terpejam tanpa sadar, disusul dengkuran halus, tanda sang empu telah tertidur.

***

Merasa bosan lantaran terus berada di dalam kamar, Jean memutuskan untuk keluar, melihat apakah kedua saudaranya sudah pulang atau belum, ketika berjalan melewati ruang tengah tak sengaja ia melihat seseorang tengah tertidur di sofa dengan memeluk sebuah buku, orang itu adalah Dera.

Penasaran, Jean melangkah pelan untuk mendekat, memiringkan kepalanya melihat wajah Dera yang tampak tenang tertidur. Iris pemuda itu bergerak, hingga berhenti pada sebuah buku bersampul merah muda yang terbalik di atas perut ibunya.

"How to be a good mother?" eja Jean pada judul yang tertera di sampul, dahinya berkerut tak kentara dengan satu alis terangkat tipis, kembali menatap wajah yang masih pulas tertidur itu.

Sampai segitunya lo pengen deket sama kita? batin Jean, merasakan getaran aneh menjalar di hatinya.

Bertepatan saat itu, sayup-sayup suara kepulangan kedua saudara kembarnya terdengar, masih dengan tas yang berada di punggung, keduanya tampak sedikit terkejut ketika mendapati Jean berada di ruang tengah.

AffectionOn viuen les histories. Descobreix ara