BAB SEMBILAN BELAS

8.3K 669 4
                                    

Mengembuskan napas pendek dengan dahi yang berkerut, Dera masih tak mengalihkan perhatian dari sebuah kartu nama beserta deretan nomor ponsel yang dulu pernah ia temukan di antara selipan salah satu map miliknya. Merasa penasaran, bingung, sekaligus janggal pada pria yang sempat ia temui semalam ketika pergi ke pesta pernikahan teman bisnis Jayden.

Mereka tak mengobrol banyak, karena Dera harus kembali saat Raiden memanggil, namun pria itu memberikan kartu nama pada Dera, mengatakan jika Dera bisa menghubunginya sewaktu-waktu saat butuh sesuatu.

Yang membuat Dera bingung, pria bernama Theo semalam terlihat sangat kenal dan dekat dengannya, dari bagaimana ia menatap serta tersenyum pada Dera, maka dari itu Dera amat penasaran, apa jangan-jangan ia dulu memiliki hubungan dengan pria selain Jayden?

"Itu nggak mungkin," gumam Dera menampik pikiran buruknya, ia yakin dirinya dulu tak seberengsek itu, dan jika diingat dari cerita-cerita yang pernah ia dengar dari Jessy, Dera tak suka berdekatan dengan lawan jenis lebih dari sekadar kenal, jadi mustahil 'kan kalau ia memiliki hubungan dengan pria selain Jayden?

Lalu, siapa sebenarnya Theodore ini?

"Akh!" Refleks memegang kepala, Dera meringis ketika tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit, membawa kilas memori lama yang entah terjadi kapan dan dimana.

"Saya tidak mau tahu, semua hal yang ada di perusahaan ini menjadi tanggung jawab kamu sekarang. Kursi CEO ada di tangan kamu, tapi ingat, pemilik dan pemegang saham terbanyak di sini tetaplah saya, jadi jangan besar kepala, dan know your limit, Theodore."

"Bagaimana bisa saham perusahaan mengalami penurunan drastis seperti ini? Explain how this happened, Theo?!"

"Maaf, Nona, saya akan segera mencari solusi untuk permasalahan ini, karena sepertinya ini juga berkaitan dengan kematian kedua orang tua anda."

"They are gone, asshole! Jangan membawa nama mereka dalam urusan ini!"

Dengan mulut terbuka dan napas yang tersendat, Dera mencengkram kepala, memejamkan matanya saat secuil ingatan itu terputar dalam benak selayaknya kaset rusak.

Mengatur napas, Dera mencoba untuk meredakan rasa sakit di kepalanya sekaligus mencerna kilasan memori yang membuat dirinya semakin dihantui rasa bingung dan penasaran.

Apa yang sebenarnya sudah terjadi?

"Theo ... aku harus menghubunginya," gumam Dera, mengambil ponselnya yang berada di atas meja, lalu memasukkan nomor telepon Theo.

Theodore Abraham (?)

Theodore
Ini saya, Derana

Akhirnya anda menghubungi saya juga. Senang atas pesan anda, Nona, ada yang bisa saya bantu?

Jangan terlalu formal, santai saja
Saya hanya ingin bertanya, sebenarnya kamu itu siapa?

Saya tidak terlalu penting untuk diingat, jadi tidak perlu dipaksakan, Nona, anda pasti akan mengingatnya sendiri suatu saat nanti

Theo, saya serius. Siapa kamu sebenarnya?

Saya Theodore, orang yang bertugas untuk melayani anda, Nona Dera.

Melayani? Melayani untuk apa? Katakan dengan jelas, dan berhenti memanggil saya Nona, saya sudah menikah

Maaf, saya tidak bisa mengatakannya sekarang. Anda pasti akan mengingatnya sendiri nanti

AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang