1| Invitation

179 44 110
                                    

That blood red invitation marked the beginning of this Mystery story.

•••

March 23, Rome – Italia.

"Aku tidak menyangka akan mendapatkan permata di antara barang bekas di club tadi," ucap seorang pria separuh baya yang tengah sibuk melepas jas dan dasinya.

Di hadapannya terdapat seorang gadis bergaun merah yang tengah tersenyum manis, gadis itu kemudian berjalan mendekati pria yang sekarang sudah bertelanjang dada. Langkahnya sengaja dibuat se-sexy mungkin untuk menarik atensi pria di hadapannya, bahkan ia sedikit menjilat bibir ber-lipstik merah terang miliknya.

"Bukankah memang seharusnya permata mahal itu harus disembunyikan? Kalau tidak tersembunyi maka harganya akan turun."

Pria tersebut tertawa sambil mendudukkan tubuhnya ke sofa di dekat pintu balkon yang sengaja ia buka, "Hahahaha... aku suka gaya bicaramu gadis cantik! Kau membuatku semakin tertarik ingin segera memakanmu!"

Sedangkan gadis itu hanya tersenyum manis sebelum mendudukkan tubuhnya ke pangkuan pria yang bersamanya, sekilas matanya menatap keluar menerawang jauh seolah mencari sesuatu. Sebuah senyuman terukir di bibirnya saat mendengar sebuah suara dari easrset kecil yang terpasang di telinga kanannya.

Di tempat lain tepatnya di atap sebuah bangunan, seseorang tengah sibuk mengintai sebuah ruangan dengan senapan laras panjang miliknya. Matanya sedari tadi tidak lepas memandangi targetnya yang tengah berbincang dengan rekannya di sebuah kamar hotel, jemari lentiknya telah siap di pelatuk hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melepaskannya.

Sorot mata dan ekspresi wajahnya sedingin angin malam musim dingin, hanya sebuah kefokusan yang tergambar di wajahnya.

"Jangan terlalu lama, Anna!" ucapnya sambil menekan mic yang terhubung ke earset rekannya yang tengah mengalihkan atensi targetnya.

Matanya menangkap gerakan tangan rekannya yang menjadi tanda untuknya, segera ia lepaskan jemarinya dari pelatuk yang sedari tadi ia tahan dan membuat sebuah peluru meluncur hingga menembus kepala targetnya dengan tepat.

"Mission success! Cepat pergi dari sana, aku akan menjemputmu di tempat sesuai rencana!"

"Okay!" sahut gadis bergaun merah dari earset-nya.

"Fey, apa kau menerima undangan itu?"

Pergerakan Feyre yang tengah menyimpan kembali senapannya seketika berhenti, ia terdiam memikirkan pertanyaan dari rekannya yang tengah sibuk berganti pakaian dan menghilangkan bukti-bukti yang ada.

"Memangnya kenapa?" tanyanya setelah cukup lama diam.

"Hanya bertanya saja, apa yang akan kau lakukan setelah ini? Menerima undangan itu, atau kau justru memiliki rencana lain?"

Tangannya kemudian merogoh saku jaketnya, terlihat sebuah amplop berwarna merah darah dengan nama dirinya. Tidak ada informasi apapun tentang pengirimnya, undangan tersebut tiba-tiba ada di kamar hotel yang di sewanya beberapa hari yang lalu.

Ia memang penasaran dengan pengirim undangan tersebut, tapi ia tidak bisa gegabah dan kembali menimbang pilihannya. Ia membuka undangan tersebut dan memandangi kartu Arcana miliknya, entah kenapa tiba-tiba ia merasa sesuatu yang menarik akan ia temui jika menerima undangan tersebut.

"Fey, aku sudah selesai! Aku tunggu di tempat janjian!"

Suara rekannya menyadarkannya dari lamunannya, "Aku mengerti!"

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ