13| After That

101 39 44
                                    

Memang sebagai seorang sniper menjadikan poin plus baginya untuk tidak banyak bergerak, hanya perlu mencari tempat strategis untuk mengawasi dan menghabisi targetnya dengan sekali tarikan pelatuk. Tempat jauh yang tidak terdeteksi musuh menjadikannya cukup aman dan menghindari pertarungan yang mampu menorehkan luka pada tubuhnya.

Walaupun di katakan hal tersebut menjadi pion plus bagi Feyre, tapi tidak menutup kemungkinan justru membuat rasa bosannya meningkat tanpa mampu di tahannya. Sebuah helaan nafas panjang kembali lolos dari bibirnya. Karena begitu mudahnya ia membunuh targetnya, sampai membuatnya malas menghitungnya.

Ia mendongak menatap langit, mengalihkan pandangannya sejenak dari pemandangan korban dan darah yang sudah menjadi kesehariannya. Langit mendung di atasnya membuatnya bersyukur karena ia tidak perlu kepanasan, semilir angin dingin menerpa wajahnya dan menerbangkan rambutnya yang tergerai bebas.

"Apa kau menyukai langit, Luna?"

Sebuah suara dari earset-nya membuat lamunannya buyar, matanya menangkap sebuah drone kecil yang terbang di antara ranting pohon mengawasinya. "Iya, karena langit itu begitu luas dan membuatku merasa sedikit bebas saat melihatnya. Bagaimana denganmu, Cupid?"

"Aku? Aku lebih menyukaimu."

"Julukan The Lovers mungkin kurang cocok untukmu, kau lebih pantas di juluki Great Seducer." (Perayu ulung)

Terdengar suara tawa dari Cupid, "Akan dengan senang hati ku terima jika wanita cantik sepertimu yang menjuluki ku! Tapi kau harus menjadi milikku dulu, bagaimana Luna?"

"Shireo. Aku tidak tertarik menjalani hubungan yang sepertinya merepotkan," tolak Luna dengan nada lembut. (Tidak mau)

"Jadi, ada apa kau menghubungiku sampai menggunakan saluran khusus? Apakah ada instruksi lain?" tanyanya saat menyadari sesuatu.

"Bagaimana kau menyadarinya?"

Luna tertawa kecil saat mendengar nada bicara Cupid yang sengaja di buat seolah-seolah terkejut, walaupun nyatanya terlihat jelas jika itu hanyalah sebuah akting candaan. "Cukup mudah ditebak."

"Lantai tujuh, arah jam 10. Target ada sekitar sepuluh orang beserta lima target utama yang di lindungi, apa kau bisa menyelesaikan mereka?"

Mendengar instruksi dari Cupid, membuat Feyre terpaksa harus menghentikan acaranya memandangi langit. Ia kembali memakai kacamata khusus miliknya dan menatap ke arah gedung seolah menganalisa sesuatu.

"Apakah aku harus menembak mereka semua? Sepertinya akan sedikit gawat jika ada yang lolos keluar dari pintu."

"Kau bisa melihat dengan jelas? Hey baby, pandanganmu tertutup dinding!" tanya Cupid tercengang.

Nada bicara Cupid yang tercengang mengundang senyum tipis di bibirnya, memang terdengar sangat tidak masuk akal mata seorang manusia bisa melihat menembus tembok. Namun hal tersebut bisa dipatahkan dengan kacamata khusus yang di dapatkannya dari seorang professor yang pernah menjadi kliennya dulu sebagai ucapan terimakasih.

"Aku memiliki kacamata khusus hadiah dari salah satu klienku dulu, kacamata ini bisa mendeteksi panas tubuh seseorang jadi memudahkan ku untuk melihat menembus objek apapun dengan sedikit gambaran target yang kuincar."

"Apakah termasuk pe-"

"Tidak. Kacamata ini tidak bisa membantu melihat jarak jauh, hanya bisa mendeteksi keberadaan manusia saja!" potong Luna paham arah pembicaraan sang lawan bicara.

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now