8| Negotiator

102 40 53
                                    

Pria muda itu mulai membuka matanya, kepalanya berdenyut sakit. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya namun hanya kegelapan yang mampu matanya tangkap, saat ia mencoba bergerak ternyata tubuhnya seperti di ikat di kursi dalam kondisi terduduk.

Hingga sebuah suara membuat pergerakannya terhenti, "Sepertinya pangeran kecil kita baru terbangun..." suara yang terdengar lembut namun mampu membangkitkan rasa takut yang mendalam.

Setelahnya terdengar suara langkah seseorang yang mendekatinya, sebuah tangan lalu terasa menyentuh kepalanya dan melepaskan penutup matanya. Sosok seorang pria terlihat tengah duduk santai tak jauh darinya, sebuah seringaian menghiasi wajah tampannya.

"Vero Putrajaya, it's been a long time."

Mata Vero membulat lebar melihat sosok pria di hadapannya itu, "Tidak mungkin, kau..."

"Kenapa kau ada disini, Nicklaus?!"

Luca hanya tertawa kecil, "Kenapa? Tentu saja karena ini adalah rumahku!"

"Rumah? Apa maksudmu? Lalu kenapa kau mengikatku?" tanya Vero beruntun.

"Kau mengenalnya, Luca?" tanya Alarick bingung, "Aku baru tahu kau memiliki kenalan pria yang cerewet."

"Dia salah satu mainan ku, tidak perlu di fikirkan."

Vero mendelik tajam, dia bahkan memberontak. "Apa maksudmu, Nick?! Bukankah kau agen kepercayaan bos?"

"Agen kepercayaan?" Luca tertawa terbahak-bahak, lalu menatap tajam Vero. "Itu hanya akting, pekerjaanku adalah menyusup ke dalam suatu organisasi dan menghancurkannya dari dalam."

Perkataan Luca membuat telinga Alarick gatal, apalagi setelah melihat bagaimana cara Luca bersikap manis dan tenang di hadapan para gadis dan target mereka ini. Dengan pandangan sinis, Alarick mulai berucap.

"Pekerjaan yang indah sekali, tapi kemarin kau menipu mereka dengan mengatakan seorang yang mengatur negoisasi! Dasar penipu!"

Luca hanya tertawa kecil lalu menepuk pelan pundak Alarick begitu santai. "Hey, tenang kawan... aku tidak sepenuhnya bohong kan? Bukannya aku juga sering melakukan negoisasi, ini buktinya?"

"Kau sebut ini negoisasi? Menculik orang dan membawanya ke ruang penyiksaan? Kau gila, Luca!"

Bukannya tersinggung Luca hanya menanggapi santai ejekan Alarick, mereka berdua tidak menyadari ekspresi shock dan kecewa pria muda di depan mereka itu. Ekspresi Luca sangat santai masih dengan senyum manis yang setia mengukir di bibirnya, sungguh manis hingga mampu meracuni.

"Nick," Luca menoleh dan melihat Vero tengah menundukkan kepalanya, "Aku pernah mendengar tentang ini, organisasi yang di panggil 'The Ruler' rumornya mereka memiliki tanda khusus dan sebuah kartu pemegang takdir."

"Apakah kau salah satunya, Nicklaus?"

Mendengar itu membuat seringai Luca semakin melebar, "Benar, The Lovers Nicklaus Luca. Itulah aku."

"The Lovers?! Tidak mungkin!" Vero melotot terkejut bahkan sampai memberontak, "Aku dengar jika dia adalah seorang wanita gila yang menyukai prostitusi!"

"Wanita?" Alarick melirik kearah pria di sampingnya yang tengah duduk santai, "Yahh, siapapun pasti akan salah mengira dia wanita dengan wajah cantiknya itu."

"Hahahaha... wanita yang menyukai prostitusi?! Wah-wah rumornya bagus sekali! Harusnya begini yang benar, 'Pria tampan titisan dewa yang menyukai kupu-kupu!' bagaimana menurutmu, Alarick?"

Alarick menaikkan satu alisnya mendengar ucapan Luca, sungguh orang gila mana yang dengan santainya justru menyukai julukan aneh semacam itu. "Sudah ku bilang kau itu gila, Luca. Hanya orang gila yang bahagia dengan julukan itu!"

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Kde žijí příběhy. Začni objevovat