3| Behind the Mask

120 41 87
                                    

Mendengar perkataan barusan membuat Bella mengernyit bingung di balik topengnya. Ia menatap bergantian pria yang tengah bersimpuh di belakang tubuhnya dan pria berkacamata yang tengah berdiri di depannya. Jika di bandingkan dengan pria berkacamata yang berwajah culun, pria di belakangnya ini justru terlihat cukup mirip dengan pria yang fotonya sempat ia lihat tadi.

Di saat tengah sibuk menganalisa wajah kedua pria tersebut dengan ingatannya. Pria di belakang tubuhnya tiba-tiba beranjak berdiri dan akan menyerangnya, kewaspadaannya seketika kembali dan ketika ia berniat menyerang, pistol miliknya telah direbut yang kemudian di gunakan untuk menembak kepala pria yang berniat menyerangnya itu.

Ia sontak memutar balik tubuhnya dan menatap serius pria berkacamata yang sekarang sedang memandangi pistol miliknya yang di rebut paksa. Seolah paham di tatap pria tersebut mengangkat kembali wajahnya untuk menatap Bella dengan pandangan tidak kalah tajam.

"Aku sungguh tidak menyangka kau salah mengira musuh dengan diriku yang tampan ini. Memangnya kau tidak bisa mengenali wajah tampanku yang mempesona ini?" tanya Alarick dengan nada angkuh bercampur kesal.

Bella sendiri masih terpaku dan berkedip beberapa kali untuk menilai keadaan, sungguh ia ingin memahami dari bagian mana ketampanan wajah pria yang mengaku bernama Alarick ini. Entah karena efek kacamata yang bulat itu dan gayanya yang kumal atau karena efek gelapnya ruangan ini yang membuat matanya tidak mampu menilai ketampanan pria yang mengaku memiliki wajah tampan mempesona.

"Kau Alarick?" cengonya dengan wajah bingung bercampur shock yang tertutup oleh topengnya.

Tidak ingin terbelenggu kebingungan, Bella kembali merogoh kantung jaketnya untuk mengambil foto tersebut dan memandanginya dengan serius. Setelahnya untuk beberapa kali ia menatap antara foto dan pria di hadapannya untuk memastikan jika dirinya kali ini tidak salah. Bisa gawat jika dirinya sampai salah dan justru berakhir di tusuk dari belakang oleh orang yang menyamar sebagai kliennya yang ternyata adalah musuhnya.

Melihat pemandangan di hadapannya membuat Alarick begitu jengah, sungguh baru kali ini ia bertemu dengan seseorang yang mempertanyakan ke tampanannya yang bak dewa Yunani. Setelah menghembuskan nafas kasar ia melepas kacamatanya dan menyibak rambutnya yang basah oleh keringat ke belakang. Kali ini terlihat jelas tulang wajahnya yang tegas dan dahi lebarnya yang begitu mempesona.

"Apakah seperti ini masih belum mengenaliku?" tanyanya dengan nada datar.

Pertanyaan Alarick dan wajah tampan pria itu membuat tubuh Bella seketika membeku. Bohong jika dirinya tidak terpesona, bahkan ia yakin pipinya sudah merona karena ia mampu merasakannya panasnya. Bersyukur saja wajahnya tertutup topeng, jika tidak maka sudah di pastikan ia akan semakin malu.

Sungguh, sikap Alarick dan suaranya beratnya begitu pas dengan sosok pria ideal Bella. Beberapa kali ia harus merapalkan mantra agar tidak jatuh hati pada jantungnya yang berdegup seolah ia baru saja marathon ribuan kilo meter. Setelah berdehem untuk keluar dari kecangguan itu, Bella kemudian menatap Alarick dengan serius.

"Aku mendapatkan misi untuk membawamu keluar dari sini."

Mendengar hal tersebut dahi Alarick seketika mengernyit, "Siapa yang mengirimmu? Aku bahkan tidak mengenalmu, kau jelas bukan bagian dari kami."

"Kau bisa memanggilku Bella, orang-orang mengenalku sebagai shinigami." Bella lalu melangkah mendekat untuk mengambil kembali pistolnya, "Seseorang bernama Fran yang memberikan misi ini padaku."

"Fran? Ah pasti Luca yang mengirimmu..." Alarick kemudian berdecih tidak suka sambil membalikkan badannya, "Luca sialan itu! Pasti sekarang dia sedang menertawakanku yang diselamatkan seorang wanita! Dia membuatku terlihat menyedihkan di hadapan wanita!" gerutunya kesal.

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now