2| Mask Killer

130 40 112
                                    

March 24, Seoul - South Korea.

"Tidak biasanya kau datang ke kantorku, Leon."

Pria bernama Leon itu memutar kursinya untuk menatap orang yang berucap barusan, matanya menangkap seorang pria berambut silver yang tersenyum tipis padanya. Ia menarik nafas panjang sebelum menaruh dokumen yang tadi di pegangnya.

"Hanya membaca informasi tentang anggota baru kita, kau sudah memastikan mereka akan datang, bukan?" tanyanya serius.

"Oh ayolah, kau sudah berapa lama bekerja denganku? Tentunya kau tahu seperti apa cara kerjaku, bukan? Atau, jangan bilang kau kemari hanya sebagai alibi untuk memandangi foto-foto cantik calon gadis kita?"

Mata Leon memicing tajam melihat seringai tipis rekannya, sungguh jika bukan karena keahlian rekannya ini yang luar biasa sudah bisa ia pastikan akan membuang pria satu ini. Lihat saja senyum dan wajah cantiknya yang menyebalkan itu, Leon rasanya ingin segera mencari wanita asli agar dirinya tidak di buat jatuh cinta oleh wajah menawan penuh tipuan.

"Ini bukan waktunya bercanda, Luca! Kita sedang serius, sedikit saja ada kegagalan Victor bisa saja menghajar kalian!" omel Leon kesal.

Mendengar omelan itu, Luca hanya bisa menggaruk tengkuknya canggung. "Yahh, kau tenang saja hyung! Aku sudah memastikan keempat gadis itu telah berangkat ke Seoul!" ucapnya dengan mantap.

Leon hanya tersenyum tipis sebelum beranjak pergi begitu saja meninggalkan Luca yang hanya bisa terpaku diam. Setelah kepergian Leon, Luca hanya bisa menghela nafas panjang. Butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi saudara kembar Princess Elsa semacam Leon.

Baru saja ia berniat beranjak pergi, telepon yang berada di meja kerjanya berdering. Kakinya yang tadinya akan melangkah ke luar seketika berbalik menuju meja kerjanya, begitu dekat tangannya menekan tombol dan terdengar suara dari seberang sana.

"Luca, keadaan darurat!"

"Ada apa?" tanyanya serius ketika mendengar nada suara sedikit panik dari seseorang di seberang sana.

"Bocah bodoh itu tertangkap! Akan gawat jika rencana kita hari ini hancur!"

Luca mengusak rambutnya sebal, ia mengumpati kesal sahabatnya yang justru dengan pintarnya membiarkan dirinya tertangkap musuh di saat ada rencana penting. Setelah menetralkan emosi kekesalannya, ia lalu menekan tombol dan berbicara kepada rekannya yang tadi menghubunginya.

"Tetap lakukan saja tugasmu! Akan aku kirimkan orang untuk mengambil kembali alien bodoh it-"

Perkataannya terhenti saat matanya menangkap sesuatu dari tabletnya, ia menyeringai tipis melihat sosok seseorang yang tertangkap kamera cctv di Hotel yang telah ia siapkan untuk para gadis yang mereka undang sebelumnya.

"Serahkan saja padaku! Bisa aku pastikan bocah itu akan kembali utuh," ucapnya dengan senyum miring membayangkan sahabatnya yang akan mengamuk karena harga dirinya.

Setelah menutup sepihak panggilan telepon tadi, ia kemudian merogoh kantung celananya untuk mengambil smartphone-nya. Jarinya menggulir mencari kontak seseorang yang bisa ia panggil sekarang, dan satu nama membuatnya tertarik.

"Yeoboseo?"

"Wolfie, berikan misi pada shinigami. Aku ingin melihat seberapa kemampuannya."

"Misi apa?"

"Menyelamatkan si bodoh Alarick," ucapnya dengan senyum tipis.

"Arraseo."

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now