9| Night Sports

106 40 61
                                    

Victor melongo melihat cara Feyre mendapatkan atensi target mereka dengan begitu mudah. Berawal dari tabrakkan tidak sengaja, pencurian barang sampai menaruh alat pelacak di tempat tidak terduga. Semuanya dilakukan dalam sekali gerakan bahkan tidak meninggalkan sedikitpun gerakan mencurigakan.

Sepertinya penilaiannya dan rekannya tentang Feyre harus di rubah ulang, juga seharusnya ia mempercayai cerita Sean tempo hari yang hanya di balas tatapan kurang yakin dari mereka berenam. Sungguh penuh kejutan sekali, dan hanya melihatnya mampu membuat adrenalin Victor seolah di pacu membayangkan jika Feyre menjadi musuh mereka.

Seandainya hal itu terjadi, mungkin otak geniusnya harus berpikir lima kali lipat lebih keras untuk mengantisipasi banyak dugaan yang akan terjadi. Sudahlah Victor tidak ingin memikirkannya lagi, karena yang semakin di fikirkan justru akan terjadi dan ia tidak mau itu sampai terjadi. Mimpi buruk pastinya.

"Menunggu lama, my husband?"

Bruuhhh!

Victor langsung menyemburkan minuman berkafein itu setelah tiba-tiba mendengar panggilan untuknya. Matanya melotot melihat Feyre yang berdiri bersama seorang pria muda yang merupakan target mereka. Sungguh suara Feyre barusan terdengar begitu sexy dan pas ditelinganya.

"Are you okay, Vic?" tanya Feyre panik.

"Yeah, I'm sorry..." ucap Victor sambil menerima sapu tangan Feyre dan membersihkan sisa-sisa kopi di mulutnya.

"Apakah dia ini suami anda, nyonya?"

"Benar, dia suami saya. Kami pergi ke Korea untuk liburan, dan beruntung sekali saya bertemu dengan anda yang bisa membantu kami mencari tempat hunian sementara!"

Menyadari jika ini adalah skenario dadakan dari Feyre, Victor langsung dengan sigap berdiri dan memeluk posesif pinggang gadis itu. "Salam kenal, saya Victor. Apakah benar anda bisa membantu kami?"

"Tentu saja, tuan dan nyonya. Saya bisa membantu anda berdua untuk mendapatkan kenyaman di hunian yang kami kelola, jika anda setuju silahkan menghubungi saya. Ini kartu nama saya," ucapnya sambil menyerahkan kartu nama yang di terima oleh Victor.

"Kalau begitu saya permisi, saya ada klien yang harus saya temui di ruang VIP."

Setelah kepergian pria muda itu, Feyre langsung mengambil kartu nama yang ada di tangan Victor dan membacanya. Begitupun dengan Victor yang ikut mendekatkan wajahnya untuk mengintip, tentunya Victor tidak melewatkan kesempatan untuk semakin berdekatan dengan gadis semacam Feyre ini.

"Hio Sakurai, pemilik HIO corp. seorang CEO muda yang menggantikan ayahnya yang meninggalkan karena penyakit. Hebat sekali menjadi CEO di usia yang begitu muda, bahkan tampan tapi sayangnya bodoh."

"Kau itu memujinya atau menghinanya? Setelah menaikkan langsung di jatuhkan," kekeh Victor saat melihat ekspresi Feyre yang terlihat kesal.

"Dia sempat menyentuh dadaku, dan itu membuatku sebal."

Tangan Victor yang tadinya berniat merasakan bokong yang sedikit lagi tersentuh, seketika ia menarik kembali tangannya dan memilih merangkul pundak gadis itu. Mencari aman, daripada harus mendapatkan ekspresi tajam dan aura membunuh yang begitu kentara.

"Lalu sekarang bagaimana? Pergi sekarang atau menikmati pesanan kita dulu, my wife?"

Feyre terkekeh kecil mendengar pertanyaan Victor yang terdengar menggodanya, "Sorry, aku tidak memiliki ide lain selain menyamar sebagai istrimu. Lagipula ini berjalan lebih lancar daripada dugaan kita."

"Aku tahu, lagipula memang cara ini yang paling mudah dipakai."

"Kurasa kita sebaiknya makan dulu," ujar Feyre sambil berjalan menuju kursinya dan mendudukkan dirinya, "Perut lebih utama di bandingkan dengan yang lain, kalau kelaparan kita tidak bisa berpikir, bukan?"

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now