27| Oddity

48 19 27
                                    

  

Terlihat anggota The Ruler berkumpul didepan sebuah lemari kaca yang menampakkan sebuah guci abu di sana. Mereka memakai pakaian hitam sebagai bentuk pengungkapan perasaan duka atas kehilangan sahabat dan partner terbaik mereka. Tepat di sebelah guci abu tersebut nampak foto Callahan Victor yang tengah tersenyum manis.

Sayangnya kini senyum manis tersebut tidak akan mampu lagi mereka lihat. Victor telah pergi, meninggalkan sahabat dengan duka yang mendalam.

Keenam pria di sana berusaha keras agar tidak menangis, karena mereka tahu hal tersebut tidak pantas ditujukan pada Victor. Cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi, nyatanya memang tidak ada seorangpun yang mampu menebak kapan kematian akan menjemput manusia. Sedangkan Victor, pria ini telah melakukan hal hebat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

"Berikan penghormatan terakhir pada Victor, dia sudah menjalankan tugas dengan baik!" ucap Leon untuk menghentikan suara isakan kecil teman-temannya.

Mereka berenam bersama dengan keempat gadis lainnya mulai memberikan penghormatan terakhir pada Victor. Setelahnya mereka melangkah pergi untuk kembali ke markas. Duka karena kehilangan tidak menghalangi kewajiban mereka untuk tetap menjalankan tugas yang sudah dipercayakan kepada The Ruler.

Leon yang berada paling akhir menghentikan langkahnya, ia menoleh untuk menatap foto Victor yang terpajang. "Kita akan bertemu lagi suatu hari nanti," ia mengulas senyum tipis sebelum kembali menatap ke arah dimana teman-temannya yang mulai bercanda gurau, "Awasi kami dengan baik sambil beristirahat santai, kawan."

"Bagaimana keadaannya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana keadaannya?"

Luca menoleh sekilas untuk melihat sosok pria yang baru saja membuka pintu ruangannya, ia kembali memandangi komputernya setelah mengetahui siapa orangnya. "Cukup berjalan lancar, mereka sudah hampir menyelesaikan target."

"Apa yang kau lakukan disini Hans? Kenapa seorang dokter sepertimu sampai turun tangan menemuiku secara terang-terangan?"

Hans—pria itu tersenyum tipis. Setelah mendudukkan tubuhnya pada kursi yang tepat berada di samping Luca, ia kembali membuka suara. "Keadaannya sudah stabil. Dua atau tiga hari lagi kemungkinan dia sudah bisa kembali bekerja," ucapnya sambil mengeluarkan bungkus rokok dari kantong jasnya.

"Dilarang merokok di ruanganku!" tatapan Luca menajam saat ujung matanya menangkap Hans sudah mulai menyematkan batang rokok di bibirnya, "Aku bukan Victor hyung yang santai saja saat ruangannya di penuhi asap rokok!"

"Rokok? Mana?"

Kedua alis Luca bertaut bingung, ia menatap tajam Hans yang memiringkan kepalanya ke arahnya. "Lalu yang kau pegang itu apa kalau bukan rokok?! Es krim?"

"Ini?" tanya Hans sambil menunjukkan satu batang rokoknya, "Kau salah paham Lu, ini adalah coklat. Aku meminta Sooyoung untuk membuatkan coklat berbentuk rokok, kau kan tahu jika bocah itu kakaknya adalah Choco Pattisier. Aku pelanggan VIP di sana."

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now