11| Pseudonym

103 41 35
                                    

Mata setajam elang itu mengintai dengan tajam, menatap awas sekelilingnya tidak lupa indra pendengarannya yang fokus pada setiap suara yang ada. Tap! Sebuah seringai mengukir indah saat telinganya menangkap suara langkah seseorang, tidak lama kemudian terlihat seorang pria berjalan melewati tempat persembunyiannya.

Dalam sekejap ia membekap pria tersebut dan menyerang bagian vital untuk membuat pria itu terbunuh. Ia menatap datar mayat dengan luka menganga di lehernya, setelahnya ia mengibas-ngibaskan tangannya yang terkena cairan merah kental berbau anyir.

Setelah memastikan keadaan aman ia keluar dari persembunyiannya dan berjalan mengendap-endap untuk semakin menjelajahi tempat itu, hingga sebuah suara dari earset-nya membuat fokusnya teralih sejenak.

"Kerja bagus, King! Teruslah maju, tapi berhati-hatilah saat kau mendekati pintu didepan sana!"

"Aku tahu Cupid, bagaimana keadaan yang lain?" tanyanya sambil berjalan menuju tempat selanjutnya.

"Madam dan Wolf sedang mengulur waktu, sepertinya mereka berdua benar-benar cocok menjadi sales gadungan! Hahaha..."

"Kalau begitu aku akan ma-"

"King, cepat cari tempat bersembunyi! Mayat tadi ketahuan!" seru Cupid dari seberang memotong ucapannya.

Belum sempat bereaksi untuk sekedar melangkah, dari arahnya pergi tadi muncul delapan pria berjas hitam dengan senjata api yang di arahkan padanya. King berdecih sebal melihat musuh di depannya, baru saja ia berniat mengacungkan senjatanya tiba-tiba saja kaca di dekatnya pecah.

Prang!

Matanya membulat lebar melihat orang-orang di hadapannya tumbang satu persatu dengan kepala berlubang. Dalam benaknya ia sudah menduga siapa pelaku yang melakukan hal itu, tapi sebenarnya ia sedikit ragu dengan dugaannya tersebut.

Ia lalu berjalan mendekati jendela yang pecah itu dan menatap beberapa tempat yang ia duga merupakan tempat penembak tadi berada. Setahunya hanya ada satu orang yang bisa menembak dari jarak yang cukup jauh dengan tingkat akurasi yang sangat tepat.

Ia tersentak saat mendengar suara seseorang dari earset-nya, "Apa yang kau lakukan, King? Cepat bergerak, karena suara tadi akan banyak orang yang datang!"

Suara yang terdengar dari earset-nya begitu ia kenali, "Luna? Kau kah itu? Darimana kau menembak?" tanyanya bingung.

"Kau melihat gedung konstruksi yang kita lewati tadi? Aku berada di sana, lagipula Barrett M28 selalu memuaskan."

"Kau gila? Itu berjarak 3,2 kilometer?! Apa matamu normal?!" tanyanya shock sambil berlari mencari tempat persembunyian sementara.

"Tidak perlu khawatir, King. Luna bahkan pernah menembak lebih jauh dari itu, dia punya banyak koleksi senjata kesayangannya yang mengerikan!" sahut seorang gadis dari earset-nya.

Mendengar penjelasan dari rekan barunya tersebut justru membuatnya semakin merinding, bahkan rekan karibnya yang terkenal handal dalam serangan jarak jauh saja tidak bisa mengatur akurasi se-akurat itu dari jarak melebihi dua kilometer.

Baiklah, sepertinya mulai hari ini King akan mengingat baik-baik hal ini dalam benaknya. Anggota barunya tidak hanya handal dan professional, tapi juga memiliki kemampuan yang gila juga.

"Wow! Seperti yang di harapkan dari sniper elite! Kita benar-benar beruntung!"

"Muscle, kau ada di mana?" tanya King saat mendengar suara pria lain menyahut.

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now