15| Be a Detective

114 38 84
                                    

Bel menandakan jam istirahat makan siang baru saja berbunyi, Bella yang sedari tadi hanya duduk di perpustakaan sambil mendengarkan pengarahan guru barunya langsung bernafas lega. Dalam hati ia bersorak bahagia akhirnya bisa lolos dari cengkeraman guru menyebalkan yang terus mengoceh mengalahkan anak burung sedari tadi.

Kalau burung sih merdu, sedangkan yang ini mengundang hawa kebosanan dan keinginan menutup mata untuk segera terbang ke alam mimpi. Niatnya sih begitu, tapi tiba-tiba ia teringat dengan misinya yang membuatnya harus bersikap layaknya murid teladan.

Setelah berpamitan dengan guru pembimbingnya, Bella berjalan mencari tempat yang nyaman untuk menikmati makanan yang sudah ia beli saat akan berangkat ke sekolah tadi. Sebenarnya Dylan sudah menawarinya untuk makan bersama di kantor pria itu, tapi ia menolaknya dan memilih mencari tempat lain yang lebih nyaman.

Bukannya apa, ia hanya tidak ingin kejadian menyebalkan tadi terulang kembali. Cukup sekali saja ia masuk ke perangkap Dylan, sungguh mengerikan jika sampai dua kali ia jatuh di perangkap yang sama.

"Dasar pria narsis menyebalkan! Dia sama saja dengan Alarick! Atau jangan-jangan mereka bersaudara?" gerutunya di sepanjang jalan untuk mencari tempat.

Di saat sedang sibuk menggerutu sebal, tanpa ia sadari ternyata dirinya sudah berjalan sampai ke gedung kosong sekolahnya. Gedung ini berada di lantai empat yang terhubung dengan lorong kaca dari gedung utama sekolah barunya.

Bangunannya memang masih bagus karena walaupun sudah tidak di pakai tapi tetap di jaga kebersihannya. Namun yang membuat langkahnya urung untuk maju selangkah lagi adalah sebuah rumor yang ia dengar sebelumnya. Rumor mengenai gedung ini yang sengaja di kosongkan karena berhantu dan semacamnya.

Sekejap kemudian Bella menggelengkan kepalanya kuat, mengenyahkan jauh-jauh pemikiran konyol yang baru saja singgah dalam benaknya. Tidak peduli dengan rumor yang tidak jelas asal usulnya tersebut, Bella kembali melangkahkan kakinya mencari tujuannya.

Di dekat belokan lorong, matanya menangkap sebuah tangga yang mengarah ke atap sekolahan. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke atap dengan harapan mampu mendapatkan ketenangan untuk menikmati makanannya.

Sesampainya di atap sekolah ia langsung di sambut semilir angina sejuk yang menerpa kulit wajah dan rambutnya yang di kuncir satu. Sungguh ketenangan yang menyejukkan hati, mampu membuatnya melupakan sejenak semua beban yang sedang penuh di otaknya. Setidaknya sampai sebuah suara menghancurkan momen indah tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini? Seharusnya karena rumor itu tidak ada seorangpun yang berani datang ke tempat ini?"

Mata bulatnya lalu menggulir ke samping kanan mencari pelaku yang sudah menghancurkan momen berharganya. Tubuhnya stagnan saat matanya menangkap sosok seorang siswa yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Senyumannya terukir tipis saat mengenali wajah familiar siswa itu, yang merupakan target utamanya kali ini.

Bella langsung memasang senyum manis dan memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan siswa itu, "Mianhaeyo, aku murid baru jadi aku belum mengetahui tentang hal itu. Tadinya aku hanya ingin mencari tempat yang tenang untukku," sesalnya sambil menundukkan kepalanya.

"Kau? Bukannya kau murid yang di bawa Nathan seonsaengnim?" tanyanya yang seketika membuat Bella membeku diam.

"Di bawa? Ah, pasti maksudmu di perkenalkan? Iya, ak-"

"Tidak. Maksudku aku melihatmu di seret ke ruangannya tadi. Kalian juga terlihat begitu dekat."

Seketika Bella rasanya ingin merutuki Dylan yang seenaknya sendiri menyeretnya tadi, dan sekarang lidahnya terasa kelu untuk mengatakan alasan lain dibaliknya. Ini bahkan jauh lebih membuatnya panik daripada saat ia berhadapan dengan musuhnya. Ingin rasanya ia berteriak dan menendang Dylan begitu kencang sekarang juga! Katanya jangan sampai membuat curiga, tapi pada akhirnya pria itulah yang memicu kecurigaan itu sendiri!

𝐒𝐎𝐋𝐕𝐄 𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 [𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸]Where stories live. Discover now