#2 : Plan

1K 72 2
                                    

Wuushhh~

Hening, tidak ada seorangpun yang berbicara. Mau itu Athanasia, Claude, juga orang yang ada dibelakangnya kini terdiam dengan pikiran masing-masing.

'Mata itu, mata yang hanya dimiliki oleh keturunan keluarga kekaisaran Obelia...' Pikir orang yang berada dibelakang Claude.

"Yang mulia, mungkin dia tersesat." Ucapnya memecah keheningan.

Claude tidak menjawab perkataan orang itu, ia malah menatap Athanasia atas bawah dengan tatapannya yang tajam, membuat orang yang ditatap merinding.

Setelah beberapa saat menatap Athanasia, akhirnya Claude berbicara, "Kau... mirip dengan penari Siodonna itu, kau putrinya?" Ucapnya bertanya.

'Hey, aku juga putrimu tahu!' Ucap Athanasia berteriak dalam hati.

"B-benar..." Jawabnya, tidak mungkin Athanasia akan berteriak pada Claude, cukup berteriak dalam hati saja.

Claude kembali diam menatap Athanasia, tubuh Athanasia gemetar tak karuan, dia takut dengan tatapan Claude yang seperti akan membunuhnya saat ini juga.

"Aku ingat, wanita tak tahu malu itu menamaimu Athanasia, kan?"  Ucap Claude.

Athanasia dan orang yang berada dibelakang Claude terkejut, pria itu menatap Athanasia dengan tatapan tak percaya.

'Athanasia, artinya abadi. Nama yang hanya bisa diberikan oleh kaisar dan kepada pewaris resmi kekaisaran, yang bahkan Claude sendiri tidak bisa mendapatkannya. Jadi, gadis ini tuan putri?' Pikir orang yang berada dibelakang Claude.

Melihat Athanasia yang daritadi tidak menjawab dan menunduk, akhirnya Claude yang kembali berbicara, "Kau pendiam sekali, tidak seru." Ucapnya.

"Yang mulia, biasanya anak seumuran tuan putri memang pemalu." Ucap orang yang berada dibelakang Claude, ia berbicara menggantikan Athanasia.

'Benar! Katakan saja seperti itu, meski sebenarnya aku tidak tahu harus bicara apa...' Pikir Athanasia.

Claude tidak mengatakan apapun dan ia kini sedikit membungkukkan badannya, lalu tiba-tiba—!

'Eh, apa? Apa yang kau lakukan?!' Athanasia kembali berteriak dalam hatinya.

Tiba-tiba Claude mengangkat tubuh Athanasia, ia menatapnya lekat lekat, membuat Athanasia merinding dan semakin ketakutan.

Setelah beberapa saat, akhirnya Claude menurunkan Athanasia, "Berat." Ucapnya.

'A-apa? Kau bilang apa barusan, dasar pria sialan!' Ucap Athanasia mengumpat dalam hatinya.

Claude berbalik, lalu berjalan pergi, "Felix, kau antarkan dia kembali, sepertinya dia benar tersesat." Ucapnya.

"Baik, yang mulia." Jawab pria yang bernama Felix itu, dia lalu mengalihkan pandangannya pada Athanasia dan tersenyum.

"Mohon maafkan saya, tapi agar lebih cepat, bagaimana jika saya gendong?" Ucapnya bertanya

Tidak ada alasan untuk menolak, Athanasia pun mengangguk dan menjawab, "Iya." Jawabnya.

Setelah itu, Felix menggendong Athanasia dan berjalan pergi ke arah istana Ruby, dia seolah sudah tahu bahwa Athanasia tinggal disana.

Yah, bagaimana mungkin Felix tidak tahu?

***

Saat kembali, terlihat bahwa semua pelayan di istana Ruby sedang kebingungan mencari Athanasia yang katanya hanya pergi ke taman sebentar, tapi tak kunjung kembali.

"Lily!" Panggil Athanasia, orang yang namanya dipanggil pun segera menoleh.

Lilian terkejut melihat Athanasia yang digendong oleh Felix, tangan kanan sang kaisar. Lekas ia berlari ke arah Athanasia, diikuti oleh pelayan lainnya.

Change Destiny || WMMAPOù les histoires vivent. Découvrez maintenant