#28 : First Impression

440 50 9
                                    

2 bulan kemudian

Salju sudah tidak ada di Obelia, kini bunga-bunga mulai bermekaran, sekarang adalah musim semi.

Athanasia kini berada di ruang kerjanya bersama dengan Marquess Victoria, mereka sudah menyelesaikan tugas-tugas yang Claude berikan.

"Ha, akhirnya selesai." Ucap Athanasia beranjak dari kursinya lalu meregangkan tangannya.

"Akhir-akhir ini tugas yang diberikan tidak terlalu banyak, mungkin yang mulia tahu kalau tuan putri kelelahan." Ucap Philip sembari meminum teh yang ada dihadapannya.

"Semoga selalu seperti ini." Ucap Athanasia tersenyum, lalu kembali duduk di sofa yang berhadapan dengan Philip.

"Oh iya, tuan putri..." Ucap Philip seperti mengingat sesuatu.

"Kenapa?" Tanya Athanasia.

"Akhir pekan ini, putri saya berulang tahun yang ke-16 tahun, saya harap anda bisa datang ke pesta ulang tahun putri saya." Ucap Philip tersenyum, matanya menunjukkan kalau dia berharap Athanasia untuk datang.

"Tentu saja, aku akan datang." Jawab Athanasia lalu meminum tehnya.

"Sebuah kehormatan untuk putri saya, ulang tahunnya diadakan di luar ruangan, bunga di kediaman saya hampir semuanya bermekaran, anda akan menikmatinya." Ucap Philip.

"Aku sangat menantikannya." Ucap Athanasia lalu tersenyum.

Keesokan harinya

Athanasia kini berada didalam kereta kuda, kereta kuda itu menuju ke kediaman Marquess Victoria, hari ini adalah hari diselenggarakan nya pesta.

Athanasia pergi ke kediaman Marquess Victoria bersama dengan Lilian, tadinya Claude menyarankan agar Athanasia pergi bersama Jennette, tapi Jennette menolak dengan alasan dia membawa partner ke pestanya, tentu partner nya adalah Ijekiel.

"Saya senang karena akhirnya tuan putri keluar istana setelah sekian lama." Ucap Lilian tersenyum.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita tidak usah kembali saja?" Ucap Athanasia, ucapannya membuat Lilian kaget.

"Tentu tidak bisa." Ucap Lilian tersenyum penuh 'arti'.

"Haha, aku bercanda." Ucap Athanasia tertawa.

'Lagipula kalau aku meninggalkan Obelia lagi, yang akan disalahkan pasti Siodonna.'

Perjalanan ke kediaman Marquess Victoria tidak terasa panjang karena Athanasia mengobrol dengan Lilian, lalu setelah beberapa saat kemudian, mereka akhirnya sampai di kediaman Marquess Victoria.

"Tuan putri, kita sudah sampai." Ucap kusir lalu membukakan pintu untuk Athanasia.

Ceklek

Pintu nya terbuka, Athanasia turun dibantu oleh kusir, saat turun, pemandangan yang Athanasia lihat cukup indah, kediaman Marquess Victoria yang besar dan dipenuhi oleh bunga yang bermekaran.

Tap tap tap

"Senang anda bisa datang, tuan putri." Ucap Philip yang menyambut kedatangan Athanasia.

"Aku tidak menyangka, Marquess sendiri yang akan menyambutku." Ucap Athanasia tersenyum.

"Tentu saya yang harus menyambut anda." Ucap Philip ikut tersenyum.

"Kalau begitu, mari saya antar ke tempat pestanya." Lanjut Philip lalu mempersilakan Athanasia untuk berjalan duluan.

Athanasia hanya mengangguk, lalu berjalan mendahului Marquess Victoria, ia berjalan duluan namun jalannya diberitahu oleh Marquess Philip.

Change Destiny || WMMAPWhere stories live. Discover now